Kita ini manusia-manusia yang gak tau syukur. Dikasih sedikit, lupa diri, lupa sama Allah. Tengok aja lagi bait-bait di atas tadi. Seperti itulah kita. Punya telinga, gak mendengar. Punya mata, gak melihat. Punya hati, gak merasa. Allah kita cuekin secuek-cueknya. Barulah setelah kita kemudian ditimpa musibah, kita mengingat Allah. Ini masih bagus. Masih inget. Ada yang bablas sama sekali. Alarm hatinya gak jalan.
Kalau ditarik ke belakang lagi, ke satu ayat sebelumnya yakni ayat 31
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang telah beriman: “Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan.” [QS. Ibrahim: 31]
Inilah yang Allah suruh… shalat dan sedekah… tapi masya Allah, yang enteng ini gak dipilih, malah plih yang sulit, yang lebih dipilih sebagai jalannya.
Sebutlah si Fulan, menyiapkan dasinya yang bagus warnanya, cerah. Disesuaikan juga dengan motif kemejanya yang cerah pula. Disemprotkannya minyak wangi, dan kemudian minyak wangi tersebut dimasukkan ke dalam tas. Sebagai tanda kalau mungkin nanti akan dipakai lagi pada saat dibutuhkan. Sepatu pun sudah dalam keadaan mengkilap. Tak lupa, kaos kaku, sapu tangan, jam tangan, dipakai. Perfect.
Ia bersiap-siap bukan hanya sejak pagi hari. Tapi dari malam hari. Menyambut kedatangan hari di mana ia akan diwawancarai.
Ya “akan” diawawancarai…
Artinya, belum diwawancarai!
Masya Allah… segitunya. Terhadap yang belum memberikan apa-apa, baru sekedar informasi bakalan beroleh kesempatan kerja jika wawancara lulus sudah persiapan segitunya.