Benerin Sikap Kita Ke Allah

0
45

Bahkan masih bertambah-tambah denga kumur-kumur pakai obat kumur! Takut-takut mulutnya bau. Masih plus-plus lagi dengan permen-permen pelega tenggoroan dan penghilang bau mulut dan nafas. Jika ia tidak punya kendaraan mobil, punyanya motor, maka ia rela merogoh koceknya untuk naik taksi!

Dan semua ini dilakukan untuk seorang yang belum memberikan apa-apa!

Sebagai ikhtiar, saya jelas tidak menyalahkan. Saya hanya membandingkan. Berkaca pada diri sendiri saja. Ya, bukan diri Saudara. Diri saya. Kira-kira, kalau saya menghadap Allah, pegimana? Seperti itukah saya? All-out? Habis-habisan?

Semua udah tau jawabannya, bahkan Allah di nomorduakan.

Lihat saja nih.

Oke lah, shalat subuh mungkin iya. Dia berdoa. Tapi shalat malam? Mungkin engga. Malah dihindari. Supaya gak ngantuk, dan fresh.

Sampe kantor di tempat wawancara akan berlangsung, gak sholat dhuha tuh. Takut dandanan rusak. he he he. Wudhu kan kudu ngelepas lengan tangan. Tar lecek. Padahal setrikaan udah dari semalam bolak balik. Dan digantung. Gak mau deket sama yang merokok, takut efek baunya nyantol.

Sebut aja wawancara akan berlangsung pas 5 menit sebelum adzan. Apakah kemudian berani menyetop wawancara untuk memenuhi panggilan adzan?

Rasanya, hanya yang sebutannya gendeng, yang gak butuh kerjaan yang berani menolak, atau izin untuk shalat dulu. Selebihnya, akan berniat untuk shalat setelah wawancara. Itu juga kalo niat, bagus, tanda mikirin. Ini, lupa sama sekali.

Ini nih, yang masuk kategori: Innal insaana ladzholuumun kaffaar. Duh, manusia itu bener-bener gak ada perhatiannya sama Allah! Allah loh yang mengizinkan surat wawancara itu dibuat dan dikirimkan oleh si kantor tersebut. Semua proses pembatan dan pengiriman surat panggilan wawancara itu dibuat atas kehendak, komando, dan pengawasan serta sepengetahuan Allah ‘Azza Aajalla. Lah ini malah dilupakan.

Ia juga lupa. Jika dihitung mundur sebelum hari H, maka yang mengizinkan ia bisa membuat surat lamaran pekerjaan dan memberikan kepadasekian perusahaan, sehingga ada yang nyangkut, juga adalah Allah. Ini juga dilupakan.

Dihitung mundur lagi… ia bisa membubuhkan Sarjana Ekoomi, Sarjana Teknik, atau Sarjana ini itu dipastikan semua atas pertolongan Allah. Maka sleuruh perjalanan dari ia dikandung badan, lahir, hingga kemudian pada saat momen wawancara nantinya, semua adalah Karunia Allah.

Dan Saudara tau? Siapa yang dilupakan untuk pertama kalinya? Yang dilupakan pertama kalinya adalah Allah!
Astaghfirullahal’adzhiim wa atuubu ilaih…

Tentu saja besarkan lagi contohnya. Perlebar lagi contohya. Saudara yang bermain proyek, atau pekerja, ya sama saja. Kalau sampe melupakan Allah, pasti hidupnya nanti bermasalah.

Bagi yang punya usaha, biasakan buka usaha, tanpa melupakan shalat malam sebagai awalannya. Lengkapin sama witirnya. Baca Al-Qur’an di penghujung malam, bertasbih, dan beristighfar.