Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran yang menekankan konsep belajar pada anak. Dalam metode ini, siswa terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami pembelajaran. Metode ini bisa diterapkan di semua jenis materi belajar, termasuk agama.
Bagi umat muslim, muara dari semua kecerdasan adalah kecerdasan spiritual. Sebab tanpa spiritualitas kecerdasan tidak akan memberi makna pada kehidupan. Selain itu, belajar agama adalah kewajiban setiap muslim.
Menurut Miss Didin, salah satu guru KB-TK Fullday Daarul Qur’an Banyuwangi, dalam pembelajaran agama, makna agama yang dipahami anak-anak tidak sama dengan orang dewasa. Bermain peran dapat membantu anak memahami agama dengan meningkatkan kecerdasan spiritual. Dalam materi ini juga terdapat penanaman adab, seperti adab anak terhadap orang tua dsb.
Bermain peran memiliki beberapa tahapan. Pertama, pilih peran keluarga. Anak dapat memilih untuk memerankan ayah, ibu, kakak, adik, nenek, kakek, om atau tante. Setelah itu pilih profesi yang diinginkan sesuai dengan tema yang ditentukan oleh guru. Misalnya tema tentang Kereta Api, maka anak memilih profesi peran sebagai masinis, penjual tiket kereta api, kondektur, satpam, atau petugas kebersihan.
“Dengan contoh permainan seperti ini, anak akan mengerti bagaimana adab kepada orang tua, seperti bicara dengan nada yang lembut, mau salim dan mengucapkan salam, ketika perlu bantuan mengucap kata tolong dan diakhiri dengan terimakasih, dan lain-lain. Ini menambah peningkatan kecerdasan secara spiritual terhadap anak karena anak mampu mengaplikasikannya dalam keseharian saat berada di rumah bersama orang tuanya,” terang Miss Didin menjelaskan makna permainan tersebut.
“Ketika menjadi seorang masinis, anak dapat mengayomi para penumpang dan mengendarai kereta dengan hati-hati serta selalu membaca doa sebelum berkendara. Selain itu, ketika bermain melaksanakan kegiatan sholat berjamaah, sedekah, membantu mama masak dan cuci piring, membereskan rumah ini juga menambah poin plus terhadap kecerdasaan spiritual ananda,” lanjut Miss Didin.
Permainan peran ini juga mengajarkan anak 7 budi utama dalam keseharian, yakni jujur, tanggung jawab, disiplin, kerja sama dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Dengan begitu, anak diharapkan mampu menerapkan dalam kehidupannya, apapun profesinya kelak.
Metode bermain peran ini juga dapat membangun suatu landasan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak yang penting untuk menghadapi tantangan baik di masa kini maupun di masa yang akan datang.