Daarul Qur’an Gelar Daqu Camp

0
30

Kamis-Sabtu, 21-23 Pebruari 2013, Kepanduan Daarul Qur’an menggelar perkemahan pelajar yang disebut Daqu Camp. Perhelatan ini diikuti  siswa SMP kelas 8 dan 9, serta SMA kelas 11 dan 12 Sekolah Daarul Qur’an Internasional.

Daqu Camp putra (Daqu Pusat, Tangerang) mengambil lokasi di Bumi Perkemahan Curug Sewu, Gunung Salak Endah, Desa Gunung Sari, Kec Pamijahan, Kab Bogor, Jawa Barat. Sedangkan pelajar putri (Cikarang) berkemping di Diklat Tawang, Kampung Cijeruk, Desa Tajur Halang, Kec Cijeruk, Kab Bogor, Jabar.

Penanggungjawab Daqu Camp Putri, Ustadz Iman Fathurrohman, menuturkan, selain untuk melatih kepemimpinan, melalui kemah pramuka ini para santri akan semakin terbina spiritualitasnya. ‘’Kita landasi nilai-nilai kepramukaan dengan spirit Islam,’’ katanya.

Dalam sejarah Bangsa Indonesia, Pramuka (Kepanduan) menjadi salah satu wadah perjuangan, termasuk oleh kaum muslimin. Pada 1920, lahirlah “Hizbul Wathan” (HW) sebagai pengganti nama “Padvinder Muhammadiyah“. Syarikat Islam juga mendirikan “Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” yang kemudian berganti menjadi “Syarikat Islam Afdeling Pandu” (SIAP). Sedangkan Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB).

Pada 23 Mei 1928, organisasi kepanduan Islam dan kebangsaan membentuk forum PAPI (Persaudaraan Antara Pandu Indonesia).

PAPI berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada April 1938. Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang kebangsaan maupun agamis, misalnya Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam  Indonesia (KII), dan Islamitische Padvinders Organisatie (IPO).

Gerakan Pramuka atau Kepanduan Putri dibentuk di Inggris pada 1910 oleh Lord Baden-Powell beserta adiknya Agnes, dan istrinya  Olave. Dari sinilah gerakan kepanduan putri menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Pada 1928, terbentuk Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia atau World Association of Girl Guides and Girl Scouts (WAGGGS) sebagai wadah gerakan kepanduan putri di seluruh dunia. WAGGGS berpusat di London, ibukota Inggris. 

Kaum muslimah Inggris juga aktif di gerakan kepanduan negaranya. Menurut data, anggota pramuka perempuan di Inggris kini berjumlah 66.576 orang, atau meningkat 88% sejak tahun 2005 silam. Mereka tergabung dalam 40 grup pramuka aktif.

Muslimah Inggris aktif di gerakan kepanduan dengan tetap mengenakan busana muslimah, sebagaimana diberitakan koran Inggris, The Guardian.

“Itulah, kenapa di Ponpes Daqu ada pramuka yang dirintis sejak September 2012,’’ kata Ustadz Jameel, Ketua yayasan Daarul Qur’an Indonesia ini.

Kegiatan semacam ini, imbuhnya, sebelumnya pernah digelar PPPA Daarul Qur’an. Misalnya Jambore Santri Qur’an di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta (14-15 April 2012), Jambore Rumah Tahfidz Bandung di Bumi Perkemahan Cikole, Lembang (6 Juli 2012), dan Jambore Santri Rumah Tahfidz seJawa Tengah di Bumi Perkemahan Kopeng, Semarang (7-8 Juli 2012).

Ditambahkannya lagi, dalam upacara pelepasan keberangkatan pramuka, ustadz Jameel menegaskan bahwa ‘dalam kegiatan Daqu Camp jangan sampai ada santri yang shalatnya kesiangan, semuanya harus menjaga Tridarma Pramuka, disiplin selama di lokasi, harus tetap disiplin, sholat jangan sampai ketinggalan, rajin, terampil dan gembira tetap mengedepankan tridarma pramuka yg meliputi 10 nilai-nilai.’ jelasnya yang diiringi sigap para santri Daqu Camp.

Kafilah Pramuka Daarul Qur’an pun menyabet banyak penghargaan dan piala, misalnya dalam Lomba Pramuka yang diselenggarakan di UIN Ciputat (12 November 2012).

Seperti dalam kegiatan terdahulu, Daqu Camp kali ini juga dibantu truk tranposrtasi dari TNI Angkatan Darat sebanyak 25 armada. (mahfudz)