Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Dalam momen perpisahan selalu ada bekas mendalam yang tertinggal baik itu momen pahit ataupun manis yang akan terasa saat dikenang. Rasa itulah yang dirasakan oleh 90 santri putra Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an dalam wisuda angkatan ke V tahun ajaran 2014/2015.
Acara wisuda berlangsung di Gedung Al-Maidah, Ponpes Tahfidz Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, Ahad (7/6). Hadir dalam wisuda Ustadz Yusuf Mansur, Habib Novel Alaydrus, Jajaran ketua Daarul Qur’an serta para wali santri.
Setelah diawali oleh penampilan tim Marawis Daarul Qur’an, acara dilanjutkan dengan penyematan medali dan pemberian ijazah kepada para wisudawan. Selanjutnya para wisudawan membacakan sanad hafalan Qur’an yang dipandu oleh Ustadz Slamet Ibnu Syam selaku pengasuh ponpes.
“Terima kasih kepada para pengajar yang telah sabar membimbing kami. Kami pun meminta maaf jika selama ini ada kesalahan yang tidak berkenan” ujar Afif Okjil (17) salah satu wisudawan.
“Rasa terima kasih yang besar juga kami sampaikan kepada para orangtua yang sabar dalam menjaga, membimbing dan mendidikan kami” ujar santri yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz tersebut.
Lain lagi kata Armanda (17), ia mengaku tidak terasa kini harus berpisah dengan keluarga besar Daarul Qur’an. Ia mengakui telah banyak ilmu dan pengalaman yang ia dapatkan selama mondok di pesantren.
“Banyak pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan disini. Yang terbesar adalah kini kami memiliki hafalan Al-Qur’an. Sesuatu yang banyak dinginkan orang” ujarnya.
Dalam sambutannya Ustadz Yusuf Mansur meminta kepada para santri untuk tetap belajar dan menghafal yang telah dihafal. Jangan sampai apa yang telah didapat di Pesantren menguap saat sudah berkiprah di masyarakat.
“Dulu di awal-awal, saya selalu tidak melompat ke satu ayat jika ayat sebelumnya yang telah kami hafal tidak diamalkan” ujarnya. “Maka, coba tuliskan, rekam dan jangan lupa diamalkan apa yang telah dihafal”
Akan menjadi sia-sia, tambah ustadz Yusuf Mansur, jika apa yang telah didapat di pesantren menguap begitu saja. Maka itu ia meminta kepada para santri untuk selalu mengulang-ulang apa yang telah dihafal.
“Tingkatkan kemampuan kalian dalam ilmu Al-Qur’an. Jika sekarang telah menghafal maka selanjutnya adalah memahami dan mengamalkan apa yang telah dihafal” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama Habib Noval Alaydrus meminta kepada para santri sekeluarnya dari pesanten tidak menjadi orang yang sombong dan pongah. Sebaliknya, ia meminta para santri untuk turun berdakwah kepada masyarakat.
“Jangan sekali-kali berhenti menuntut ilmu. Dan, syarat menuntut ilmu itu gampang yaitu bersikap rendah hati. Ingat, ilmu itu tinggi dan akan jatuh kepada orang yang rendah hati” ujarnya.
Dalam wisuda kali ini memilih Jimmy Pranata sebagai santri terbaik kelas IPA, Ibrahim Hasan untuk kelas IPS. Lalu sebagai santri favorit terpilih Ugi Agus Setiadi dan Safril Mude dikukuhkan sebagai santri dengan prestasi tahfidz terbaik.