Daarul Qur’an, Pesantren Tahfizh Pertama Tampil Pada Upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka

0
288

“Alhamdulillah, lega banget” kalimat itu yang pertama keluar dari Kayla Nadira, personel Gema Nadaqu, marching band pondok pesantren tahfzih Daarul Qur’an, seusai menyelesaikan penampilannya.

“sempat nervous tadi tapi alhamdulillah kita bisa bermain maksimal” ujarnya dengan senyum.

WhatsApp Image 2017-08-18 at 10.35.25

Upacara penurunan bendera pusaka yang dilaksanakan di istana Merdeka dalam rangka HUT RI ke-72 hari ini menjadi hal yang spesial. khususnya, untuk pondok pesantren tahfizh Daarul Qur’an asuhan KH Yusuf Mansur. Karena sore itu tim marching banda Gema Nadaqu, yang terdiri dari gabungan santri putra dan putri, terpilih menjadi salah satu pengisi acara.

Terdiri dari 105 personel Gema Nadaqu membawakan tiga lagu yakni lagu “Kita Bisa” karya Yovie Widianto, “Jangan Menyerah” Karya D’masiv dan “Indonesia Jaya”. Persiapan dilakukan selama dua pekan dengan 4 kali melakukan gladi resik di Istana Merdeka.

WhatsApp Image 2017-08-18 at 10.35.15

Kayla yang telah menyelesaikan hafalan sebanyak 30 juz pun mengatakan pengalaman ini akan selalu dikenang dalam perjalanan hidupnya.

“Saya rasa banyak yang mengidamkan main di dalam Istana Merdeka. Alhamdulillah saya bisa merasakan hal tersebut” tambahnya.

Hal senada dikatakan oleh Faris Prananda, santri kelas 11 yang juga telah memiliki hafalan 30 juz. Bertugas sebagai field Commander, Fariz memiliki tugas yang berat dalam mengarahkan kawan-kawannya.

“Dengan segala persiapan dan gladi resik sebetulnya kawan-kawan sudah lebih dari siap. Hanya disaat-saat akhir saya merasakan kepercayaan diri kawan-kawan harus terus ditingkatkan” tambahnya.

Ia pun mengakui kedatangan KH Yusuf Mansur dalam gladi resik terakhir, Selasa (15/8), menambah suntikan moril pada kawan-kawan.

“Kami juga dipinta untuk tidak lupa berdoa dan melaksanan shalat malam untuk meminta kelancaran kepada Allah swt” tambahnya.

Selain yang pertama bagi Daarul Qur’an, penampilan Gema Nadaqu ini juga tercatat yang pertama untuk pesantren tahfizh di Indonesia. Dalam beberapa tahun belakangan juga perwakilan pesantren absedn dalam mengisi upacara kemerdekaan di Istana Merdeka.

WhatsApp Image 2017-08-18 at 10.35.23

 

“Kami sangat bersyukur telah diberikan kesempata ini” ujar Ade Kurniawan selaku pengasuh Gema Nadaqu.

“Ini qodarullah, ini adalah jalan dari Allah SWT” syukur Ade yang memang telah merencanakan untuk penampilan di istana.

Ade mengungkapkan rahasianya tentu ada pada kata-kata “Dream, Pray, Action” yang K.H. Yusuf Mansur ajarkan. Dan penampilan marchingband ini juga sebagai syiar Daarul Qur’an untuk menunjukkan kemampuan.

Ia berharap akan ada tim-tim marchingband lain dari sekolah-sekolah, pesantren, untuk berkesempatan tampil di Istana Merdeka kedepannya.