“Saya kuliah tidak lulus, jadi saya ini hanya lulusan madrasah,” kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di hadapan civitas academica Daarul Qur’an Ketapang, Tangerang, Jumat (14/6).
Makanya, lanjut Pak DI, sewaktu diangkat jadi menteri, saya kira mau dijadikan menteri agama.
Dahlan bersyukur, sebagai anak madrasah, ia dipercaya jadi Menteri BUMN yang mengelola aset senilai 3500 Trilyun. Di bawah kendalinya antara lain bank-bank pelat merah, telkom, listrik, pertamina, perkebunan kopi, kelapa sawit, pesawat garuda, merpati, pelabuhan, bandara, pabrik semen, pabrik pesawat terbang, pabrik tank, dan sebagainya.
‘Alhamdulillah, BUMN semakin berkembang sekarang,” kata Pak DI tanpa bermaksud sombong.
Padahal, Dahlan mengaku, dirinya sempat divonis tidak akan hidup lama lagi.
“Saya kena sakit keras, dan kata dokter usia saya waktu itu hanya tinggal 6 hari lagi. Saya lalu cari informasi di internet, hingga akhirnya saya menjalani operasi ganti hati dan sehat kembali seperti sekarang ini. Alhamdulillah,,” tutur Dahlan.
Berkunjung pertama kali ke Ponpes Daqu, Pak Menteri sempat kaget dengan kemegahannya. “Bangunan-bangunan di Daarul Qur’an kok kayak di New York ya,” kelakarnya.
Ia mengenang, dulu tempt tidur santri di jamannya tidak pakai tikar. “Jadi tidurnya ya di atas semen, gak pakai bantal. Bantalnya kayu yang buat ngaji. Jadi kalau tidur di atas lantai, malah lantainya yang jadi hangat,” kata Pak DI disambut tawa hadirin wal hadirot.
Di sela pembicaraan, tiba-tiba Menteri BUMN mengajukan quis. “Coba, siapa yang tahu berapa jumlah kendaraan motor baru tahun lalu?” katanya.
Seorang santri maju dan menjawab. Walau jawabannya tidak tepat, Pak Menteri tetap memberinya hadiah Rp 1 juta.
Tak hanya itu, Boss Jawa Pos Group tersebut juga memberi jaminan khusu bagi santri alumnus Daarul Qur’an.
“Kalau sudah Hafidz 30 juz, silakan bawa ke saya, tandatangan dan rekomendasi saya ini,” kata Dahlan Iskan sambil membubuhkan tandatangan di secarik kertas dan memberikan ke Ustadz Yusuf Mansur di sebelahnya.
Usai makan malam, Dahlan didampingi Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Ahmad Jameel, Ustadz Anwar Sani, dan Ustadz Tarmizi, melihat-lihat sekeliling pesantren. (MF/nb)
Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda? mendapatkan bantuan
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.