Wisuda Bersama Daarul Qur’an

0
16

‘’Mohon maaf jika ada anak-anak kami yang nakal, ya begitulah anak-anak,’’ ujar seorang ibu walimurid dalam curah rasa pada Wisuda Bersama Daarul Qur’an, Sabtu, 15 Juni 2013.

Wisuda diikuti seluruh siswa TK hingga SMA Daarul Qur’an, bersama segenap walimurid masing-masing.

Syukuran kenaikan dan kelulusan sekolah tersebut dihadiri Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Ahmad Jameel, Ustadz Anwar Sani, Ustadz Tarmizi Ashidiq, dan segenap Asaatidz Daarul Qur’an.

Wisuda semakin bermakna dengan kehadiran Syaikh Kholil Arrahman, Imam Masjid Nabawi dan Masjid Kuba, Madinah.

Walimurid yang lain mengungkapkan raya syukurnya atas perkembangan Daarul Qur’an yang begitu cepat dan dinamis. ‘’Dulu di awal kami ke sini, tidurpun hanya di tenda dan banyak nyamuk. Sekarang alhamdulillah, gedung sudah mentereng di mana-mana,’’ katanya dengan haru.

Dalam taushiyahnya, Ustadz Yusuf Mansur mengatakan, setiap kali wisuda ia menangis. Mengapa? Karena sepuluh tahun silam, ia tak pernah membayangkan Daarul Qur’an bakal seperti sekarang ini.

‘’Saya kenal Al Qur’an baru mulai umur 22 tahun. Saya sadar itu terlambat, makanya saya ngebut, lari, karena saya yakin dengan Al Qur’an insya Allah Indonesia akan gemilang.

Alhamdulillah, dengan cahaya Qur’an, impian demi impian terwujud. Sekarang kita sedang bermimpi lagi yang lebih besar, dan Allah sedang menguji kita dengan berbagai kemudahan,’’ tutur Ustadz Yusuf.

Ia menjelaskan, salah satu kemudahan tersebut lantaran nama besar Daarul Qur’an. ‘’Daarul Qur’an ini di luar sudah memiliki nama besar. Di kampus manapun, insya Allah alumnusnya gak ada ditolak,’’ katanya memberi contoh.

Dalam dialog dengan para siswa Daarul Qur’an sehari sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan bahkan memberi nota khusus bagi alumus Daarul Qur’an yang sudah hafal 30 juz Qur’an untuk mendapat kemudahan darinya.

Ustadz Yusuf juga menyadari, ia sedang dicoba dengan nama besarnya. Sebagai contoh, Ustadz pernah nyetir mobil sendiri, lalu di suatu ruas jalan harus belok kanan mendadak. ‘’Saya lalu dikejar polisi. Saya berhenti, turun, dan berkata kepada Pak Polisi, ‘Ada apa, Pak? Apa salah saya?’’

Ternyata, polisi itu menjawab, ‘’Saya hanya ingin foto bersama Bapak,’’ ungkap Ustadz Yusuf Mansur yang  membuat hadirin tertawa.