Dari Australia Home Stay di Daarul Quran

0
288

 

 

 

Hampir tiga pekan Maryam Fahmi (14) dan dua adiknya, Carima dan Aisyah, tinggal di Pondok Pesantren Tahfiz Ar-Rahmah Daarul Quran sebagai santri home stay. Ayah – Ibu Maryam berdarah Arab dan kini tinggal di Australia.

Di Negeri Kangguru, Maryam, Aisyah dan Carima, bersekolah di Australian Islamic Collage (AIC), sebuah sekolah islam di wilayah Perth, Australia.  Ibu Maryam seorang guru agama dan ayahnya seorang ahli komputer. Keduanya sangat aktif mengikuti kegiatan pengajian hingga akhirnya berjumpa dengan Ustad Yusuf Mansyur ketika sedang berkunjung ke Australia.

Dari perjumpan singkat itu, Ustad Yusuf Mansyur mengundang Maryam dan adik-adiknya untuk menghabiskan masa liburan sekolah mereka sebagai santri home stay di pondok pesantren Ar-Rahman. Tawaran ini pun disambut gembira oleh Maryam, Aisyah dan Carima.

Menurut Maryam, Ia dan adik-adiknya tidak menghadapi kendala dengan jadual tahfiz di pondok Ar-Rahman. Sebab selama di Australia, aktifitas menghafal quran memang telah menjadi nafas keseharian.  Hanya menu makan saja yang sempat menjadi keluhan. Tinggal di Australia, membuat perut mereka lebih akrab dengan roti, ketimbang nasi. 

Pendidikan agama pertama Maryam dan adik-adiknya didapat dari rumah. Maryam belajar membaca Al-Quran dan salat sejak usia usia 6 tahun. Biasanya setelah salat isya, ibu Maryam juga suka membacakan hadist kepada putri-putrinya.

“Umi yang mula-mula mengajarkan kami soal agama,” kata Maryam.

Sebelum menjadi santri home stay, Maryam sudah mengantongi hafalan surat Yasin, Al-Kahfi dan Ar-Rahman.  Ketiga hafalan surat itu, diperolehnya saat bersekolah di AIC dan pelajaran agama dirumah. 

Selama tinggal di pondok pesantren Ar-Rahman, hafalan surat Maryam pun bertambah. Dalam tempo 4 hari pertama tinggal di pondok pesantren Ar-Rahman, Maryam sudah hafal surat Al-Mulk. Sekarang, hafalan surat Maryam sudah masuk juz ke-30.

Maryam mengaku senang tinggal di pondok pesantren Ar-Rahman. Porsi jam tahfiz yang lebih banyak, membuat hafalan surat Maryam cepat bertambah. Ia bahkan mengatakan, jadual pelajaran para santri di Pondok Pesantren Ar-Rahman lebih menantang ketimbang di AIC, yang dirasa lebih gampang.          

Rencananya, Maryam dan kedua adiknya akan menjadi santri home stay di Ar-Rahman selama 2 bulan dan selama itu, Maryam menargetkan hafalan qurannya bisa sampai surat Al-Qiamah, dari juz ke-29. Bila target tersebut tercapai, ayah Maryam telah menjanjikan hadiah kejutan untuk ketiga kakak-beradik itu.  Maryam, Aisyah dan Carima pun ini kini lebih semangat menghafal quran.

Namun terlepas dari hadiah yang dijanjikan sang ayah, Maryam menyadari sepenuhnya akan peran penting pendidikan agama bagi seorang muslim. Maryam yang bercita-cita menjadi fashion designer, mengatakan pendidikan agama itu sangat penting agar kita bisa mengenal Allah dan supaya tahu mengapa kita muslim.(suci)