Pondok Bulaksantri

0
24

“Pendidikan agama itu penting karena akhirat adalah tujuan akhir dan semua orang ingin mati khusnul khotimah,” kata Inziaj.

Peran agama dalam kehidupan dunia dan akhirat inilah yang selalu ditanamkan Injiaz kepada santri – santri putri di Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran, Bulaksantri, khususnya bagi santri yang masuk ke pondok karena kemauan orang tua.

Untungnya,karena Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran berbeda dengan sekolah pada umumnya, banyak santri yang pada akhirnya justru kerasan tinggal di pondok. Di Bulanksantri, kegiatan santri cukup beragam. Pelajaran tahfiz diberikan sehari dua kali. Aktifitas santri dimulai sejak pukul 3 pagi, yakni melaksanakan salat tahajud bersama yang kemudian dilanjut dengan tahfiz. Pukul 7 pagi, para santri bersiap melakukan salat duha dan proses kegiatan belajar mengajar untuk pelajaran-pelajaran umum hingga menjelang waktu zuhur.

Sampai sekarang, jumlah santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran, Bulaksantri, sudah 40 orang untuk santri SMP dan 18 orang untuk santri di tingkat SMA. Para santri yang menginjak usia remaja itu, menurut Injiaz, membutuhkan perhatian ekstra, terutama dari sisi psikologis.

“Psikis para santri harus dibuat nyaman. Mereka mulai diajarkan untuk mengelola emosinya karena mengikuti perasaan itu tidak akan ada habisnya,” kata Injiaz.

Selama tinggal di pondok, para santri tidak melulu membaca quran, tetapi diajarkan pula kedisiplinan. Setiap santri memperoleh giliran piket kamar. Setiap Jumat dan Sabtu juga rutin dilakukan kerja bakti sehuingga lingkungan pondok terjaga kebersihannya.Santri yang membandel, akan diberikan sanksi.

“Santri yang mengenakan jilbab hijau dan kuning, itu tanda santri telah melakukan pelanggaran berat dan sedang dikenai hukuman. Bentuk hukuman bisanya dalam bentuk penambahan hafalan quran,” kata Injiaz.

Bicara soal hafalan quran, dalam satu tahun, para santri ditargetkan menghafal 2,5 juz. Santri yang gagal mencapai target tersebut, biasanya akan dievaluasi. Namun, pelangaman selama ini, 80 persen target tersebut selalu tercapai. Menurut Injiaz, agar hafalan quran santri tetap aman, peran orang tua sangat diperlukan.(suci)

Â