Happiness, Hard Work and Success

0
294

Banyak orang menempatkan kebahagiaan pada titik akhir setelah mereka bekerja keras, mendapat keberasilan baru bahagia. Padahal sejatinya terbalik. Seharusnya bahagia diletakkan di awal, sehingga kita melakukan sesuatu dengan bahagia. Maka banyak orang yang gagal dalam proses kerja keras karena kerap melakukannya dengan terpaksa tanpa ada kebahagiaan dalam menjalaninya.

Pesan tersebut disampaikan oleh ustadz Sobri Muhammad Rizal, Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizh Putri Daarul Qur’an Cikarang, dalam upacara pembukaan Penilaian Akhir Semester (PAS) Gasal Tahun Ajaran 2018-2019 di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang, Senin (3/12).

“Kebanyakan orang, mengukur kebahagiaan diawali dengan bekerja keras, kemudian mendapat keberhasilan, lalu orang itu akan bahagia.” ujar pria yang kerap dipanggil Abuy ini.

“Padahal bukan begitu seharusnya. Orang yang berhasil belum tentu kelak merasakan kebahagiaan. Keberhasilan nggak bisa diijadiin patokan akhir dalam mengukur tingkat kebahagiaan seseorang.” tambahnya

Tidak jarang kita mendengar kalimat, “Ah.. dia mah udah berhasil. Enak. Masih muda udah berhasil. Pasti bahagia tuh pas di masa tua nanti.” Padahal belum tentu. Berhasil dari muda belum tentu menjamin kebahagiaan di hari tua.

“Keberhasilan kita bukan hanya sebatas ijazah. Ijazah hanya secarik kertas. Tidak bernilai apa-apa jika tanpa kerja keras dan doa.”

“Seharusnya dibalik. Kebahagiaan, kerja keras, dan keberhasilan. Mengapa demikian ? karena mengerjakan apapun itu kuncinya adalah seneng dulu, bahagia dulu, suka dulu. Jadi poin pertama adalah happiness alias kebahagiaan. Belajar perlu seneng, perlu suka dulu sama mata pelajarannya. Kalau sudah suka, Insya Allah ga susah. Selanjutnya baru poin kedua, yaitu hard work alias kerja keras. Usaha untuk benar-benar mewujudkan kebahagiaan itu. dan point terakhir adalah succsess alias keberhasilan.”  ujar Abuy

Jadi, inti dari nasehat Abuy jelang PAS, adalah bukan keberhasilan yang menjadi kunci utama dalam mendapat kebahagiaan, tapi justru kunci kebahagiaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan itu sendiri. Semua yang diawali dengan kebahagiaan akan berujung kebahagiaan, maka sukai dulu apa yang akan dikerjakan. Sukai dulu mata pelajarannya. Sukai dulu pembahasannya.

Ditulis Oleh: Vita Alfiani Putri