Pada 29 Juni 2015, Yayasan Daarul Qur’an Indonesia terpilih sebagai Yayasan Pendidikan Al-Quran Terbaik di Dunia oleh Lembaga Tahfizh Internasional atau Al-Haiah Al-Alamiyyah Li Tahfizh il Quran. Menyisihkan para kandidat lainnya dari 65 negara. Itulah salah satu prestasi internasional Daarul Quran di bidang pendidikan.
Yayasan ini didirikan oleh Jaman Nurchotib Mansur alias Yusuf Mansur pada 5 Juli tahun 2003, dibantu oleh Ahmad Jamil, Muhammad Anwar Sani, dan Tarmizi.
Disebutkan dalam pasal 10 di Anggaran Dasar Daarul Quran, bahwa yayasan ini bergerak dalam 3 (tiga) kelompok kegiatan: Pendidikan, Zakat dan Wakaf (Sosial), dan Ekonomi.
Pada 2005, Daarul Quran mulai mendirikan pesantren Tahfizh Daarul Quran di Tangerang hingga berkembang di berbagai kota di Indonesia. Selain itu, Daarul Quran juga mengembangkan lembaga pendidikan TK, SD model full day dan asrama, SMP dan SMA Daarul Quran.
Seiring perjalanannya, yayasan ini juga menyelenggarakan perguruan tinggi STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer) Antar Bangsa (sejak 2007) dan sejak 2019 Institut Daarul Quran (IDAQU) dengan tiga fakultas: Fakultas Ushuludin, Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam.
Di bidang usaha Daarul Quran telah mengembangkan berbagai unit usaha yang bertujuan mendukung dakwah Daarul Quran seperti Daqu Trevel, Daqu Property, Daqu Printing, Hotel Siti dan Daqu Bisnis Nusantara yang memaksimalkan potensi usaha di internal pesantren seperti (Daqu Mart, Daqu Fashion, Daqu Kantin & Catering, Laundry, Daqu Publishing, BMT). Yang terakhir, di bidang sosial, Daarul Quran mendirikan PPPA Daarul Quran.
Pergerakan di bidang sosial Daarul Quran, diwadahi dengan lembaga PPPA (Program Pembibitan Penghafal Al Quran). Lembaga ini menyelenggarakan program-program pemasyarakatan Quran.
Alhamdulillah, kunci sukses semua itu adalah Daqu Method, yang dimulai dari Daarul Quran sendiri.
Daqu Method ini harus dijalankan oleh semua keluarga besar Daarul Quran, tandas Ustadz Yusuf Mansur, dalam sambutan buku Daqu Method Dalam Tinjauan Manajemen Pendidkan Islam, ini.
Berkali-kali saya mengingatkan pentingnya Internalisasi Daqu Method. Jangan hanya kita menyeru ke luar tetapi dalam diri kita saja kosong dan terlewat, lanjutnya.
Pendiri Daarul Quran tersebut mengingatkan, sebaik-baik dakwah adalah dengan perilaku dan contoh. Maka sebelum kita mengajak orang luar kuatkan dulu pada diri kita pelaksanaan Daqu Method ini. Periksa shalat duhanya, shalat wajib dan sunahnya, dan lain-lain.
Ustadz Yusuf Mansur menyambut baik penerbitan buku karya Tarmizi As Shidiq, Khoirun Nidzom, Darul Qutni, dan Muhammad Bisyri. Kehadiran buku ini, katanya, akan semakin memudahkan kita memahami makna Daqu Method.
Selain itu, dengan kehadiran buku ini, Daqu Method juga akan menjadi konsumsi masyarakat umum.
Daqu Method atau Daarul Quran Method (Metode Daarul Quran) merupakan tujuh pilar dakwah Daarul Quran yang merupakan soko guru (tiang penyangga yang kokoh) yang menjadi landasan dari budaya kerja Daarul Quran.
Tujuh Pilar tersebut meliputi:
1. Shalat berjamaah, jaga hati dan jaga sikap;
2. Tahajud, dhuha, qabliyah dan badiyah;
3. Menghafal dan tadabbur Al-Quran;
4. Sedekah dan puasa sunnah;
5. Belajar dan mengajar;
6. Doa, mendoakan dan minta didoakan;
7. Ikhlas, sabar, syukur dan ridha.
Dalam implementasinya, nilai-nilai Daqu Method mesti dijalankan oleh keluarga besar Daarul Quran. Mengutip AD/ART Daarul Quran pada pasal 11, yang dimaksud dengan keluarga besar Daarul Quran adalah: orang perseorangan yang secara administrasi tercatat sebagai pendiri, pimpinan, dan sumber daya manusia Daarul Quran. Adapun keluarga besar Daarul Quran, yang terbagi menjadi:
Keluarga Besar inti, yaitu orang perseorangan yang secara administrasi tercatat sebagai pendiri, pimpinan, dan sumber daya manusia Daarul Quran.
Keluarga Besar biasa, yaitu orang perseorangan yang merupakan keluarga dari keluarga besar inti dengan garis keturunan semenda, peserta didik, dan orangtua peserta didik serta mitra baik orang perseorangan atau badan hukum dan pihak-pihak yang berafiliasi dengan Daarul Quran (Daarul Qurán, 2020, p. 13).
Menurut Prof Masyitoh, tujuh pilar yang terkandung dalam Daqu Method merupakan pandangan hidup Daarul Quran bagi setiap anggota dan keluarga besarnya, bahkan untuk semesta.
Pandangan hidup ini didasari dengan semangat untuk terus memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, dan hubungan dengan sesama manusia sehingga tercipta tatanan hidup yang dinamis dan membawa kemaslahatan semesta, tutur Ketua Program Studi Doktor MPI Universitas Muhamadiyah Jakarta tersebut.