Menghafal Al-Qur’an itu memang sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang muslim selain membacanya. Namun membaca dan menghafal saja belumlah cukup. Kita juga harus mengamalkannya agar tidak menjadi orang yang bermusuhan dengan Rasulullah saw karena menjauhi Al-Qur’an.
Itulah inti khutbah Jumat yang disampaikan oleh Syekh Ahmad Bathiyah, pengurus organisasi tahfizh Internasional yang juga anggota dewan juri Musabaqoh Hifzil Qur’an se-Asia Tenggara, di Masjid Nabawi, Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Tangerang, Jumat (20/1).
“Jangan sampai para penghafal Al-Qur’an jadi orang yang bermusuhan dengan Rasulullah saw, karena kita menjauhi al-qur’an yang dinatara sifat-sifatnya adalah menghafal tapi tidak memahami, tidak mengamalkan, tidak mengikuti apa yang diperintahkan dalam Al-Quran dan tidak menolak apa yang dilarang oleh Al-Qur’an” jelasnya.
Ia juga mengatakan Al-Qur’an itu merupakan obat hati saat tengah galau. Tetapi banyak umat islam yang tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai obat hati dan ruhani malah melarikan diri ke hal-hal yang tidak bermanfaat dan mendekati maksiat.
Maka itu ia berharap MHQ se-Asia Tenggara yang kini tengah digelar di Tangerang hingga tanggal 22 Januri mendatang, tidak hanya mengutamakan banyaknya hafalan tetapi juga bagaimana mengamalkan hafalan itu agar lebih sempurna.