Jika zaman dahulu manusia perlu menginvestasikan energinya untuk mencari makan dengan berburu, maka hal ini berbalik pada kondisi saat ini dimana manusia tinggal duduk diam dan memesan makanan via daring dari gawai mereka. Hal ini pun berakibat pada pola hidup dengan pengeluaran kalori dan pemasukan yang tak seimbang, hal ini yang menimbulkan permasalahan kesehatan di era modern ini.
Untuk membahas permasalahan itu Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an mengadakan seminar akbar bertajuk “Puasa dan Menu Ketofastosis untuk Pesantren” senin (23/8). Digelar di aula lantai 5 gedung Al Ikhlas, puluhan santri dan santriwati pilihan berkumpul dan mengkaji permasalahan ini. Dihadirkan oleh K.H Yusuf Mansur dua ahli dalam bidang ini mereka ialah Dodi Kristono dan Tyo Prasetyo yang keduanya merupakan founder dari ketofastosis.
Apa sih ketofastosis ? singkatnya ini merupakan sebuah program dimana kita menjalankan pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak dan protein sedang, kata Sedangkan fastosis sendiri adalah fasting on ketosis yang artinya puasa dalam kondisi ketosis. Fastosis bukan sebuah pola makan tapi merupakan sebuah gaya hidup yang harus diaplikasikan seumur hidup.
Pembahasan ini sangat menarik, Tyo selaku pemateri menjelaskan satu demi satu materi dengan slide yang ditampilkan di layar proyektor. Tyo sendiri mengakui bahwa dirinya telah menjalankan program ini dengan tidak memakan nasi selama delapan tahun.
Menariknya dengan menjalakan program ini nantinya akan berkibat pada pola makan, “makin gak makan kita akan semakin kuat, lihat aku ini aku terkahir makan jam 9 malam tadi dan hanya minum air putih, menurut kalian tadi pagi sampe siang ini aku mengisi seminar lebih seger mana pagi tadi sama siang ini?” begitu tanya mas Tyo kepada seluruh peserta seminar, kemudian dijawab oleh peserta bawa ia terlihat lebih segar siang ini dari sesi seminar pagi tadi.
“aku harapkan dengan adanya ketofastosis ini bisa membantu para santri untuk melatih kemampuan berpuasanya, menemukan rahasia mendapatkan energi di kondisi puasa (bukan setelah makan), sehingga otomatis membantu kita menjalankan ibadah.” Pesan Tyo untuk santri-santri Pesantren Daqu.
K.H. Yusuf Mansur yang juga mengikuti acara hingga selesai terlihat antusias menyimak materi yang disampiakan Tyo, “Alhamdulillah, setelah acara ini insya Allah semua pahala santri-santri Daarul Qur’an buat mas Tyo, dengan ini juga insya Allah akan segera berdiri kantin Keto di Pesantren Daqu” begitu ujarnya, ia berharap supaya santri-santri dan keluarga besar Daarul Qur’an dapat melaksanakan program Keto ini.