Kisah Pak Zakaria Mencari Imam Shalat Idul Adha

0
163

Zakaria pening, bagaimana tidak hingga tanggal 10 Agustus 2019 ia belum menemukan sosok untuk menjadi imam shalat Idul Adha di wilayahnya. Ketua RT 03 Rinuang Kayam, Kalimantan Utara, ini harus pergi ke daerah Mancaluntung yang berjarak 30 menit untuk mencari Imam shalat yang rencananya akan digelar pada 11 Agustus 2019.

Sampai di Desa Mancaluntung kepeningan Zakaria bertambah, karena ia tetap belum bisa menemukan sosok yang bisa menjadi imam shalat Ied. Pria yang kerap menjadi imam shalat tidak bisa meninggalkan pekerjaannya di kebun sawit. Pak Zakaria pun pulang dengan tangan hampa dan pikiran siapa yang akan menuntun ia dan warganya shalat di hari raya tersebut.

Ditengah kepusingan tersebut Zakaria menghubungi PT. Mandiri, satu perusahaan tambang batu bara di Kalimantan Utara. Ia mengutarakan kegalauan hatinya tersebut. Alhamdulillah saat itu ustadz Ilham selaku pimpinan Daarul Qur’an Kaltara tengah bertugas di perusahaan tersebut. Ustadz Ilham saat itu tidak sendiri ia juga membawa Fazrul Rahman, santri pengabdian alumni angkatan IX. Tanpa berpikir panjang ustad Ilham menugaskan Fazrul untuk memimpin shalat di kampung Zakaria.

Fazrul pun menerima tugas tersebut dengan rasa mendebar di dada. Bagaimana tidak sebelumnya ia belum pernah menjadi imam shalat ied, artinya ini akan menjadi pengalaman pertamanya. Tetapi sebagai santri ia harus menerima tugas tersebut sebagai praktik berdakwah di masyarakat.

Esok harinya, 11 Agustus 2019, tepat pukul 06.00 WITA, Fazrul diantar mobil PT Mandiri beranjak ke Rinuang Kayam, setelah sebelumnya diberi masukan oleh ustadz Ilham akan tatacara menjadi imam shalat ied. Perjalanan memakan waktu 1 jam. Selama perjalanan Fazrul tidak berhenti berdzikir dan bershalawat untuk menghilangkan rasa nervous. Alhamdulillah Fazrul berhasil menjalankan tugas dengan baik.

Selesai memimpin shalat, Fazrul diajak ke rumah Zakaria untuk beramah tamah sekaligus makan-makan. Dalam kesempatan itu Zakaria bercerita bahwa sebenarnya ia ingin sekali belajar ilmu agama. Tapi ia merasa sudah telat mengingat waktunya kini dihabiskan di laut untuk mencari nafkah bagi istri dan 4 anaknya.

“Saya juga punya mimpi agar anak kedua saya bisa juga menghafal Alquran. Saya suka iri melihat anak-anak kecil di televisi sudah pandai membaca dan menghafal Alquran” kisah Zakaria.

Dalam kesempatan tersebut Zakaria juga minta didoakan agar kampungnya dimudahkan air bersih. Saat ini di kampungnya mengandalkan air hujan untuk kebutuhan air minum. Setelah acara ramah tamah selesai, Fazrul pamit untuk kembali menemani ustadz Ilham dengan membawa pengalaman dan pelajaran berharga.