Language Activity Pesantren Daqu Malang: Ajang Kreatifitas untuk Mengasah Kemampuan Bahasa

0
167

Salah satu cara paling mudah mengenal sebuah peradaban suatu bangsa adalah mengenal bahasanya. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Meski sebagian orang berpendapat bahwa keduanya sederajat dan memiliki hubungan koordinatif dan sama tinggi kedudukannya. (Koentjaraningrat, Sosiolinguistik : 1985). Oleh karenanya tentu sangat erat dengan asimilasi dan perubahan yang aktif dan dinamis masyarakatnya.

Kompleksitas bahasa juga menyimpan ide dan gagasan yang berasal dari lingkungan, sosial dan kultur yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Contohnya, keseharian kita akan membawa frasa-frasa baru dalam berinteraksi. Bahkan tak jarang cenderung mencampur aduk karakteristik bahasa yang sesungguhnya. Sering di antaranya bahasa keinggris-inggrisan terselip dalam obrolan chating group sosialita.

Kaitannya dengan lingkungan pesantren yang kerap dianggap tertutup dari dunia luar, model dan strategi pendidikan di pesantren tidak memilih diam. Di pesantren, justru para santri identik dengan pembiasaan penggunaan bahasa asing, khususnya Bahasa Arab dan Inggris dalam kehidupan keseharian. Hal demikian juga terlaksana di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Malang.

Dengan dibukanya Language Activity (22/01) di Pesantren Daqu Malang, akan  semakin menguatkan peran pendidikan pesantren yang mulanya dirasa cukup terkooptasi dengan satu karakteristik keilmuan saja.

Ustadz Teguh Catur Cahyono, selaku Pengasuh Pesantren Daqu Malang, berpesan dalam sambutannya tentang pentingnya penguasaan terhadap bahasa-bahasa yang paling berpengaruh di dunia, yaitu bahasa Arab dan Inggris. “Language is the key to open the world,” tuturnya. Terutama, lanjut beliau, Bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Qur’an, kitab suci agama kita.

“Tujuan digelarnya Language Activity adalah untuk merayakan kegiatan bahasa sebagai langkah awal pembelajaran dan menambah percaya diri santri menguasai bahasa asing. Dalam hal ini Bahasa Arab dan Bahasa Inggris di lingkungan pesantren,” tutur Ustadzah Ike Nabila, selaku asatidzah yang juga pengajar bahasa.  

Kegiatan ini dipenuhi ajang kreativitas santri dengan ragam penampilan dan kostum yang unik. Beberapa penampilan di antaranya puisi tiga bahasa, story telling, pidato dan drama bertajuk “Malin Kundang” yang sangat menghibur, tentunya juga menggunakan bahasa asing.

Ustadzah Fikriyah, selaku penanggungjawab acara, berharap kegiatan ini bisa menjadi wadah para santri dalam mengekspresikan diri dan berani tampil di depan halayak serta mampu bekerjasama dengan atau antar kelompok. Ditambah keunggulan karena mahir berbagai bahasa.  

Pada dasarnya, Language Activity adalah cara Pesantren Daqu Malang dan Pesantren Daqu lainnya mengenalkan serta “memaksa” santri untuk berbahasa asing. Kemudian hal tersebut berguna demi mewujudkan Dream Daqu 5 Benua.

Sesungguhnya, mimpi para guru yang diutarakan tiap tahun itu kini telah nyata, atas izin Allah SWT. Dengan para alumni yang sudah banyak menempuh pendidikan di kampus-kampus terbaik mancanegara.

Kini, para santri Pesantren Daqu Malang pun wajib menggunakan dua bahasa di hari dan tempat tertentu di lingkungan pesantren. Hal tersebut guna memperkaya perbendaharaan mufrodad hingga mereka betul-betul menguasai bahasa asing, dengan kearifan kultur dan budaya yang mereka miliki.


Penulis: Achmad Fachrurrosi, Asatidz Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Malang