Bulan Ramadhan di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Al-Jannah Cariu penuh warna dengan kedatangan Dr. Fathallah Mohamed Fathalla Zekaizak (Ketua Delegasi Al-Azhar untuk Indonesia) dan Syaikh Mahmud Hani (Imam Mesjid Al-Aqsa).
Keduanya ikut bukber yang digelar Pesantren Daqu Cariu. KH Ahmad Jamil, selaku Pimpinan Daqu Direktorat Pendidikan, menyambut hangat tamu spesial ini pada senin (27/02/23) tersebut.
Kedatangan para masyaikh ini disambut gembira oleh keluarga besar pesantren.
Acara berlangsung mulai sore hari ba’da sholat Ashar. Acara pertama dibuka oleh sambuta perwakilan Yayasan Al-Jannah, Bunda Herawati, dilanjut oleh pengasuh pesantren, Ustadz Asnal Ma’arif.
Bunda Herawati mengatakan, selain memanfaatkan waktu berbuka dengan ilmu pengetahuan juga menjadi sebuah keberkahan untuk pesantren dengan kedatangan para masyaikh tersebut.
Syaikh Fathalla Zekaizak, yang datang untuk kedua kalinya ke Pesantren Daqu Al-Jannah Cariu, selanjutnya memberikan Tausiyah.
Beliau berbagi ilmu pengetahuan tentang pentingnya belajar dan memahami bahasa Arab. Acara yang diselenggarakan berjudul Dauroh “Al-Arabiyah: Pentingnya Belajar Bahasa Arab dalam Memahami Al-Qur’an dan Sunnah”.
Selain itu, beliau menyampaikan tausiah seputar bulan Ramadhan yang merupakan bulan sepesial untuk umat muslim di seluruh dunia.
Salash satunya Syeih Fathalla menjelaskan, keutamaan yang ada pada malam Ramadhan yakni Lailatul Qadr yang lebih baik dari pada malam 1000 bulan. Karena itu, umat muslim harus memaksimalkannya.
Usai Syeikh Fathalla menyampaikan tausiyahnya, waktu maghrib pun tiba. Seluruh santri dan asatidz serta para tamu spesial dengan hangat berbuka bersama.
Sholat Tarawih di malam itu pun spesial karena diimami langsung oleh Syaikh Mahmud Hani yang merupakan penda’i sekaligus imam tetap Masjidil Aqsa Palestina.
Lantunan suara merdunya membuat suasana shalat tarawih semakin nyaman dan nikmat di malam ke sepuluh Ramadhan kali ini.
Syaikh Mahmud Hani juga menyampaikan kultum usai tarawih. Ia berkisah tentang perjalanan hidupnya bersama Al-Qur’an yang penuh motivasi.
Syeikh Mahmud Hani mengungkapkan, di umurnya yang ke 12, ia sudah bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 Juz. Kala memasuki usia 16 tahun, dirinya didapuk menjadi imam tetap Masjid Al-Aqsa.