Â
Â
”Melalui Idul Adha, santri harus belajar dari pengorbanan Nabi Ibrahim dan putranya Ismail,” tandas Ustadz Yusuf Mansur saat berkhutbah dalam sholat Idul Adha di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, Kampung Qur’an Ketapang, Cipondoh, Tangerang, Ahad, 6 November 2011.
Sholat Id diikuti ribuan warga Kampung Qur’an dan penduduk kampung sekitarnya. Gelar ibadah ini spesial karena Ustadz Yusuf Mansur langsung bertindak sebagai imam sholat dan khatib. Ia memaparkan hikmah qurban.
Ustadz Yusuf menjelaskan, pengorbanan Nabiyullah Ibrahim dan Ismail adalah bentuk kepatuhan terhadap Allah SWT dan orangtua. Karena titah Allah, Ibrahim bersedia mengorbankan satu-satunya anak yang sudah lama digadang-gadang kelahirannya dan saat itu sedang bertumbuh-kembang.
Demikian pula Ismail, karena ketaatannya pada Allah SWT dan orangtua, bersedia dan bahkan turut membesarkan hati bapaknya untuk melaksanakan eksekusi atas dirinya.
‘’Karena itu, kalian para santri harus patuh pada orangtua sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Kalau anak taat pada orangtua, maka orangtua akan mendoakan anaknya, mensupport anaknya,’’ tutur Ustadz.
Ia menambahkan, para santri juga harus meniru kesabaran Ismail dalam berkorban. Toh, pengorbanan itu tidak akan sia-sia, pasti mendapat ganjaran dari Allah.
‘’Kalian nyantri di sini yang sabar dan ikhlas. Begitu juga orangtua kalian, harus sabar dan ikhlas. Maka, insya Allah kalian akan sukses,’’ tegas pimpinan Kampung Qur’an.
Ustadz Yusuf juga berpesan agar para santri, walisantri, asaatidz, dan pimpinan pondok, bersungguh-sungguh dalam berdo’a. Seperti halnya kesungguhan do’a Siti Hajar ketika meminta mata air, disertai ikhtiar berlari dari Sofa ke Marwa sampai tujuh kali, sampai akhirnya Allah memberinya mata air zamzam di dekat Ka’bah.
‘’Begitulah kita seharusnya berdoa, meski kadang tidak dikabulkan sesuai apa yang kita doakan. Yang jelas kalau kita bersungguh-sungguh dalam berdoa, insya Allah akan dikabulkan,’’ Ustadz Yusuf menegaskan. Ia menambahkan, santri yang punya cita -cita jadi gubernur, bupati, menteri, atau yang lainnya, mesti didukung orangtuanya dengan doa dan ikhtiar sebagaimana diteladankan Siti Hajar dan Nabi Ibrahim.
Di penghujung khutbah Idul Adha, Ustadz Yusuf Mansur mengajak jamaah mendoakan pequrban, santri, dan walisantri serta pada para guru. ‘’Semoga Allah memberikan pahala yang berlimpah dan harta yang berkah.’’
Ustadz Jaya Rukmana MA, Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur’an, mengatakan bahwa selain menggelar sholat Idul Adha, Kampung Qur’an juga mengadakan penyembelihan hewan qurban persembahan para donatur dan santri serta walisantri.
Daging hewan qurban selain untuk konsumsi santri Penghafal Qur’an di Ponpes Tahfidz Daarul Qur’an, juga dibagikan kepada masyarakat sekitar pondok.
Sementara itu, General Manager Marketing & Corporate PPPA Daqu, Darmawan Setiadi, mengungkapkan, tahun ini PPPA Daqu menerima titipan hewan qurban sebanyak 2014 ekor kambing dan 62 sapi. Naik dari jumlah pada tahun sebelumnya.
‘’Alhamdulillah, dari tahun ke tahun jumlah pequrban PPPA Daqu meningkat. Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan donatur Qurban Istimewa PPPA Daarul Qur’an,’’ ucap Darmawan.
Ia menambahkan, qurban telah didistribusikan ke 100 titik yang terdiri pesantren maupun Rumah Tahfidz mitra PPPA Daqu di Ambon, Sulawesi, Kalimantan, Jawa Timur, Jogya, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Padang, dan Palembang. (Dar)