Organisasi Santri Daarul Qur’an (OSDAQU) Pesantren Tahfzih Daarul Qur’an Tangerang telah memasuki akhir masa baktinya. Bak seorang kapten kapal, mereka sudah memasuki masa “pensiun”. Namun, mereka juga punya tanggung jawab mengkader para penerusnya, dimulai dari pemimpin organisasinya.
Karenanya, sejak jauh-jauh hari OSDAQU sudah membuka pendaftaran calon Ketua OSDAQU periode 2021-2022. Setelah melalui rangkaian seleksi, terpilihlah 4 calon, yakni Muhammad Yafi Mustafa (Karawang), Muhammad Maulana Shidiq (Riau), Habibie Bahrein (Karawang), serta Adam Hans Asri (Palembang).
Sebelum memasuki gelanggang pertarungan, keempatnya diuji kelayakan atau Proper Test. Agenda itu dilakukan Jum’at lalu, 12 Januari 2021, di aula Al-Fath, Pesantren Daqu Tangerang. Disaksikan langsung oleh Ustadz Saiful Bahri selaku pengasuh Pesantren dan para asatidz, keempat kandidat menjabarkan visi dan misi yang mereka bawa.
Kandidat nomor 1, Yafi, menerangkan bahwa kelak OSDAQU harus jadi role model para santri. Karena itu, OSDAQU harus bisa menjadi “rumah” bagi para santri, bukan unutk ditakuti. “Memperbaiki prinsip organisasi internal santri sebelum dan sembari memperbaiki sistem eksternal,” jelasnya memaparkan salah satu misi yang kelak akan ia terapkan kalau terpilih.
Sementara kandidat nomor 2, Maulana, ingin menjadikan OSDAQU sebagai katalisator kedisiplinan dan akhlak para santri. Semua itu, kata dia, harus dimulai dari diri para santri sendiri.
Cita-cita untuk menjadikan santri Pesantren Daqu Tangerang terus berprestasi jadi alasan Habibie, calon nomor urut 3, ikut maju mencalonkan diri. Lewat program kerja yang efektif untuk meningkatkan kemampuan minat dan bakat santri, Habibie yakin santri Pesanten Daqu akan menoreh prestasi baik nasional maupun internasional.
Tak jauh berbeda dengan Habibie, Adam, yang mendapat nomor urut 4, juga siap membuat nama para santri dan Pesantren Daqu Tangerang harum. “Semua itu harus mengacu pada Daqu Method,” jelas Adam menambahkan.
Para asatidz berharap dengan adanya pemilihan ketua OSDAQU, bisa menjadi wadah pembelajaran untuk santri agar lebih berani dalam memimpin dan mengatur orang banyak, serta diharapkan hal-hal baik yang dilakukan selama kepemimpinan dapat diterapkan ke dalam masyarakat. Tak lupa, Ustadz Saiful Bahri pun berpesan bahwa siapapun yang akan terpilih nantinya tidak boleh jumawa dan merasa tinggi hati. “Begitu pun sebaliknya, yang tidak terpilih agar tidak berkecil hati dan tetap semangat menjalankan kepengurusan dimanapun ia ditempatkan nantinya,” ujarnya.