Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P, berkunjung ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an untuk ziarah ke makam Syekh Ali Jaber. Ia disambut oleh Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, Kyai Ahmad Jamil. Kunjungan itu dilakukan Sabtu pagi, 16 Januari 2021.
Muhadjir mengatakan kehilangan Syeikh Ali merupakan kerugian bagi umat Islam Indonesia. Dakwahnya yang sejuk dan selalu mengajak kepada kebaikan akan selalu dikenang banyak orang.
Di depan makam Syekh Ali Jaber, Muhadjir dan Ahmad Jamil bersimpuh mengirim doa untuk ulama kelahiran Madinah itu. Lantunan tahlil keluar dari lisan keduanya. Raut wajah yang merasa sangat kehilangan juga tergambar di benak Prof Muhadjir dan Kyai Jamil.
Ziarah ke makam Syekh Ali ditutup dengan penaburan bunga. Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut juga menyempatkan menaburkan bunga di makam keluarga Kyai Yusuf Mansur, diantaranya makam kedua orangtua Kyai Yusuf, yakni sang ibunda, Hj. Humrif’ah atau Hajah Uum serta ayah kandung Ustadz Yusuf yang akrab disapa ayah Abduh.
Prof Muhadjir mengakui bahwa Syekh Ali Jaber adalah ulama yang meneduhkan. Cara dakwahnya itu mampu merenggut minat banyak orang. Syekh Ali juga populer dengan dakwahnya untuk menelurkan para penghafal Al-Qur’an. Prof Muhadjir pun berkisah bagaimana ia dulu menghafalkan Al-Qur’an.
Sang neneklah yang mengajarkannya mendawami Al-Qur’an. “Tapi dulu saya ngeyel. Sekarang kalau pulang kampung yang pertama saya kunjungi pasti makam beliau,” terang Prof Muhadjir sembari bertutur bagaimana perjuangan Syekh Ali membumikan Al-Qur’an di Indonesia.
“Syekh Ali Jaber sangat paham dengan anatomi masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam di Indonesia, sehingga materinya sangat tengahan sekali, mencoba menjelaskan dari berbagai aspek,” ungkap Prof Muhadjir.
“Ciri-ciri orang yang baik itu adalah apabila ia datang ke suatu tempat, di tempat itu ia meninggalkan sesuatu yang bermakna. Insya Allah, sangat banyak makna yang ditinggalkan Syekh Ali bagi bangsa ini,” lanjutnya, mengutip salah satu pepatah Arab.