Keras bin kejam. Begitu awalnya, bayangan Maura (11) tentang lembaga pendidikan yang dinamakan pondok pesantren. Dalam imajinasinya, masuk ke pesantren berarti siap menerima hukuman demi hukuman. O, seraam!
Tapi, anggapan tersebut buyar seketika, saat Maura mengunjungi Ponpes Daarul Qur’an Ketapang, Tangerang, Rabu (2/10). Bersama guru dan teman-temannya sekelasnya, siswi kelas 6 SD Citra Azzahra, Kembangan, Joglo, Jakarta Barat, ini tampak enjoy blusukan ke segenap sudut pesantren.
Hasilnya, jadi ngiler dia, pingin masuk pesantren.
“Tadinya saya pikir pesantren itu keras dan kejam. Banyak hukuman. Ternyata setelah berkunjung ke pesantren Daqu ini, saya malah jadi kepengen masuk pesantren,” ungkap Maura sambil tersenyum.
Gadis cilik itu mengaku sangat tertarik pada tata lingkungan di sekitar masjid yang dilengkapi danau dan saung serta tempat santai. “Rasanya sejuk, kayaknya nikmat banget deh duduk-duduk di sana sambil menghafal Al-Qur’an,” katanya ceria.
Murid lain, Nabila (11) setuju seratus persen dengan kesan Maura. ‘’Pokoknya sampai di rumah entar aku mau bilang ke orangtuaku untuk memasukkan aku ke sini,’’ katanya serius.
Menurut Fajar Alamsyah, pendamping rihlah Maura dan kawan-kawan, kunjungan ini dimaksudkan untuk mengenalkan siswa dan siswi kepada dunia pendidikan pesantren.
Sehingga, mereka tidak kaget saat menersukan ke sana setelah lulus sekolah nanti. “Banyak lulusan kami yang memilih pesantren sebagai tujuan studi selanjutnya. Maka dari itu, kami coba sedini mungkin mengenalkan mereka ke dunia pesantren,” tutur Fajar Alamsyah yang juga guru Bahasa Indonesia di SD Citra Azzahra.
Sebagaimana murid-muridnya, Fajar pun mengaku terkesima dengan dinamika belajar-mengajar di Pesantren Tahfidz Daqu. Selain fasilitasnya, ia juga memuji sikap warga pesantren nan ramah kepada tetamu. Lingkungan pesantren pun menambah adem hati.
“Banyak pohonan yang membuat suasana tetap terasa adem meski lagi musimkemarau. Santri-santrinya begitu ramah menyambut kami,” ucap Fajar sambil tersenyum.