Orientalisme VS Dakwah Millenial

0
311

Orientalisme berasal dari kata orient dan isme. Kata isme berasal dari Bahasa Belanda (Latin: isma, Inggris: ism) yang berarti a doctrinetheory or system (pendirian, keyakinan dan sistem). Oleh karena itu, secara etimologis orientalisme dapat diartikan sebagai ilmu tentang ketimuran atau studi tentang dunia timur. Orientalis berasal dari bahasa Inggris orientalist yang mengandung pengertian orang yang mempelajari seni, bahasa dan lain-lain yang berkenaan dengan negara-negara Timur. Jadi dapat disimpulkan dalam tataran etimologis, bahwa orientalisme adalah paham tentang ketimuran, sedangkan orientalis adalah orang yang melakukan studi ketimuran atau yang membawa paham tersebut.
Secara terminologis, orientalis adalah sifat umum nama pelaku atau ahli-ahli ketimuran, artinya dalam beberapa hal siapapun orangnya apakah ia muslim atau non-muslim, apabila ia telah luas pengetahuannya tentang ketimuran, maka ia sering dikategorikan secara langsung sebagai orientalis.

Ada juga yang mengartikan secara sederhana makna orientalisme, yaitu suatu bidang kajian keilmuan atau dalam pengertian sebagai suatu cara, metodologi yang memiliki kecenderungan muatan integral antara orientalisme dengan kegiatan-kegiatan lain yang bertujuan untuk menguasai, memanipulasi bahkan mendominasi dunia Timur. Maka siapa saja yang mengkaji Islam untuk menghancurkan Islam, itulah yang disebut orientalis. Di samping itu, orang yang mengkaji Islam secara obyektif yang berasal dari Barat, mereka juga disebut orientalis.

Dalam bukunya at-Tabsyîr wal Istisyrâq Hamalât wa Ahqâd, halaman 35, Muhammad Izat ath-Tahthaawi mengatakan bahwa orientalis (al-mustasyriqûn) adalah istilah umum mencakup kelompok-kelompok non Arab yang bekerja di medan penelitian ilmu ketimuran secara umum dan Islam secara khusus. Tujuan mereka bukanlah untuk ilmu pengetahuan dan pendidikan, akan tetapi tujuannya adalah membuat dan menebar keraguan pada kaum Muslimin terhadap agama mereka. Sehingga kalau kita perhatikan misalnya penelitian mereka seputar Alquran pasti kita akan dapati kerancuan dan upaya peraguan. Kalaupun tidak ada lafadz yang menunjukkan hal itu dengan terang-terangan, tapi mereka menggunakan ibarat yang samar dan dapat mengakibatkan keraguan.

Sejatinya kita tidak boleh lengah terhadap makar musuh-musuh Islam yang mereka niatkan, mereka susun rapih melalui kajian-kajian strategis dan penelitian mendalam. Ghozwul fikr yang mereka gagas kini sudah berbuah. Konsep meracuni generasi muda dengan virus Film, Fashion, Food and Fun sudah menyerang sebagian besar generasi muslim. Untuk saat ini dengan mudahnya akses internet maka dunia semakin flat, semakin tidak ada border akan semakin terdistorsi bila aqidah tidak tertanam kokoh, syariat dan akhlaq tdk terpatri di dalam jiwa dan sanubari generasi muda muslim.

Jauh-jauh hari Allah sudah mengingatkan kita bahwa ada yang tidak ridho bila Islam berkembang pesat dan maju dalam membangun peradaban. Yaitu kaum Yahudi, Majusi dan Nasrani. Mereka ingin menjadi pemeran utama, mereka ingin jadi sutradara dan produser.

(وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ … [سورة البقرة 120]

“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka…” (Al-Baqarah : 120)

Maka berbagai macam cara mereka lakukan utk menghancurkan Islam dan muslimin dan target empuk itu adalah generasi muda muslimin.

(وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ) [سورة آل عمران 54]

“Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Ali Imran: 54)

(وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ) [سورة النمل 50]

“Dan mereka membuat tipu daya, dan Kami pun menyusun tipu daya, sedang mereka tidak menyadari.” (Ali Imran: 50)

Mereka ingin meredupkan cahaya Islam dan kejayaan kaum muslimin dengan berbagai cara, tapi Allah berperan langsung disini untuk menyempurnakan cahaya Islam.

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.”

Namun yang menjadi tantangan adalah kaum musliminnya, generasi muslimnya, para muslimahnya apakah sudah dibekali pondasi akidah yang kuat, syariat yang kokoh dan sudah dibekali visi misi besar kita sebagai orang Islam, bila tidak maka keagungan cahaya Islam akan redup oleh kaum muslimin itu sendiri. Sebagaimana Syeikh Muhammad Abduh, sosok pembaharu (mujaddid) mengatakan :

الإسلام محجوب بالمسلمين

“Cahaya Islam terhalangi oleh kaum muslimin”

Ini tantangan, jangan jadikan sebagai masalah. Kalaupun ia disebut masalah maka jangan jadi bagian trouble maker tapi jadilah bagian problem solver.

Biarlah mereka yg bikin pesawat tapi pilotnya, engineernya, dan perusahaan maskapainya punya kita hingga kita bisa atur regulasinya. Biarlah mereka yan bikin youtube, whatsap, google, dan sebagainya, tapi kitalah yang meramaikannya dengan konten dakwah dan keislaman lainnya.

Inilah tugas kita para pendidik untuk membekali generasi kita dengan pemahaman islam yang menyeluruh. Agar mereka tidak tersapu angin pemikiran di luar sana. Tugas kita membentuk generasi muslim yang tangguh akidah dan syari’atnya, mulia akhlaqnya, cerdas dan peka membaca peluang, inovatif juga kreatif.