OSDAQU Jadi Garda Terdepan dalam Mencegah Bullying di Pesantren

0
289

Di workshop Pondokku Syurgaku bertajuk “Strategi Pencegahan dan Penanganan Bullying di Pesantren”, pembicara Internasional Konsultan Pendidikan dan Direktur Sensing Thinking Intuiting and Insting (STIFin), Ustadz Ahmad Pranggono atau AP langsung mengaplikasikan pelatihan yang ia berikan bersama pengurus Organisasi Santri Daarul Qur’an (OSDAQU) di Gedung Al-Fath, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, Jumat (28/2). OSDAQU dipilih karena mereka yang akan mengkoordinir para santri dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka juga yang menjadi garda terdepan memberantas pembullyan di pesantren.

Kepala Sekolah SMP, Ustadz Rahmat Arif yang mendampingi workshop berpesan pada mereka agar bersungguh-sungguh memperhatikan apa yang disampaikan karena ilmu ini tidak mereka dapatkan di kelas.

Para santri diminta berkelompok dan diberi selembar kertas berukuran A3 yang berisi beberapa kolom. Di kolom pertama mereka harus mengisi partner kunci dalam pemberantasan pembullyan. Partner kunci adalah orang-orang yang mampu mencegah pembullyan atau yang bisa mmeberikan tindakan terhadap kasus pembullyan di pesantren.

Di kolom kedua mereka mengisi sumber daya kunci dan aktivitas kunci. Sumber daya kunci adalah orang-orang yang akan mengaplikasikan apa yang mereka tulis sementara aktivitas kunci yakni langkah apa saja yang akan dilakukan sumber daya dalam mencegah dan menangani kasus pembullyan.

Nilai tambah menjadi kolom yang wajib diisi, alasannya karena ”kalau ga tau nilai tambahnya ga semangat ngerjainnya”, ungkap  Ustadz AP. Komunikasi dan salurannya juga hal penting agar tidak terjadi kesalahan komunikasi dalam mengemban tugas ini.

Yang tak kalah penting, segmen sasaran juga harus jelas agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Dalam hal ini, para santri di pesantren adalah segmen sasaran tersebut. Yang terakhir, apapun gerakannya pasti membutuhkan biaya sebagai pendukung operasional.

Setelah menyusun mereka diminta mempresentasikan. Ide-ide kreatif bermunculan, bahkan ada yang memilki visi nasional dalam pemberantasan bullying lewat iklan di televisi.

Dengan langkah-langkah tersebut semoga cita-cita “Pondokku Syurgaku” akan terwujud.