Panduan Muslim Menghadapi Harbolnas

0
37

Setiap  kita tentunya pernah merasakan berbelanja, baik yang konvensional maupun online. Perkembangan teknologi telah banyak mengubah gaya kita dalam berbelanja. Bila sebelumnya untuk mendapatkan sesuatu kita dituntut beranjak, berangkat dan menuju ke tempat yang menjual tersebut, kini bisa selesai dengan menjentikkan jemari di layar smartphone kita.

Banyaknya aplikasi belanja online juga semakin memanjakan setiap individu untuk membeli barang sesuai dengan model, harga, dan waktu pengirimannya. Hingga kemudian kebiasaan ini dilihat sebagai peluang oleh sebagian pelaku bisnis online untuk melakukan great sale secara besar-besaran.

Bukan hanya pasar online, yang bersifat konvensional seperti pasar ataupun mall juga sedang gencar-gencarnya memberikan diskon hingga reward yang beragam. Momen ini juga didukung dengan cairnya gaji ke 13 yang menjadi peraturan resmi pemerintah dan sudah diberlakukan oleh banyak perusahaan dan lembaga. Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pun menjadi yang ditunggu di akhir tahun. Tercatat pada tahun 2016 lalu 61 persen pengguna internet Indonesia melakukan transaksi online di 211 e-commerce.

Sayangnya banyak dari kita yang melakukan transaksi hanya tergiur iming-iming turun harga yang ditawarkan dibandingkan dengan kebutuhan yang diperlukan. Muslim yang smart adalah yang pandai mengambil momentum terbaik guna beramal soleh. Visi akhirat harus terus disertai dalam aktivitas duniawi termasuk dalam bisnis. Ajaran Islam melalui sunnah Nabi Muhammad SAW banyak menjelaskan tentang perilaku belanja konsumen dalam kondisi tertentu, dari sini seorang muslim seyogyanya berbelanja lebih arif dalam menyikapi harbolnas yang setiap waktu bisa berlangsung.

Berikut panduannya. :

1. Membaca Doa.

Sebelum kita memasuki pasar baik online ataupun offline baiknya didahului dengan membaca doa. Agar kita terlindung dari segala hal yang tidak menguntungkan bagi kita dan keluarga. Adapun doa masuk pasar adalah :

Dari ‘Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang masuk pasar kemudian membaca (zikir): “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa ya yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir” [Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah yang maha hidup dan tidak pernah mati, ditangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia maha mampu atas segala sesuatu]”, maka allah akan menuliskan baginya satu juta kebaikan, menghapuskan darinya satu juta kesalahan, dan meninggikannya satu juta derajat – dalam riwayat lain: dan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga –

(HR. At-Tirmidzi 5/291, Al-Hakim 1/538 dan Ibnu Majah 2235. Al-Albani menyatakan, hadits tersebut hasan dalam Shahih Ibnu Majah 2/21 dan Shahih At-Tirmidzi 2/152.)

2. Belanja sebatas kebutuhan bukan keinginan.

Kebutuhan ada yang bersifat harian, mingguan dan bulanan. Sebaiknya sebelum menentukan akan berbelanja dilihat lagi apakah masuk kategori kebutuhan atau hanya sekedar keinginan. Bisa jadi karena melihat iklan yang bagus, harga menarik akhirnya kita ingin membelinya. Padahal tidak menjadi kebutuhan.
Seorang mu’min tentunya memikirkan hanya hal yang berguna saja yang diambil dan meninggalkan hal-hal yang tidak berguna.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318 dan yang lainnya)

Ini juga sebagai salah satu cara agar tidak melakukan kemubaziran. Karena kumubadziran adalah hal yang yang dekat dengan kekufuran.

 

3. Berbagi informasi yang bermanfaat.

Jika dalam hal belanja online ini ada hal yang bisa lebih bermanfaat untuk orang lain bisa juga kita berbagi informasi. Terkait produk yang bagus, harga sesuai dan proses pengiriman yang cepat. Karena boleh jadi ada sahabat kita yang sedang membutuhkan suatu barang namun belum menemukan toko daring yang menjualnya dan atau harga yang belum cocok. Hal demikian juga menjadi kesempatan dan dalam berbagi kebaikan.

4. Berbelanja untuk orang lain. Spirit berbagi.

Tidak ada salahnya jika saat membeli barang kita juga memikirkan saudara yang ada di sekitar kita. Semisal saat membeli paket alat sekolah untuk putra-putri kita, kita juga membelikan untuk anak-anak saudara kita yang kekurangan.  Insya Allah kebaikan berbagi akan dilipatgandakan pahalanya dan diluaskan rezekinya.

Selamat menjalani Harbolnas, semoga apapun yang kita kerjakan diniatkan untuk ibadah dan kelak mendapat catatan kebajikan dari Allah SWT.

 

Ditulis oleh: Ustad Hendy Irawan Saleh, Kepala Biro Kominfo Daarul Qur’an