Banyak pebisnis sukses yang mengawali karirnya dengan naik turun, bangkrut lalu sukses. Termasuk yang dialami Ayu.
Ayu Dinamika Islami, adalah seorang alumni Pesantren Tahfizh Daarul Quran Putri Cikarang Angkatan ke 4. Perjalanan karirnya membuatnya tertarik menggeluti bisnis. Hingga sekarang menjadi pemilik bisnis usaha makanan ringan “Kingpee”.
Ayu mengawali karirnya dari titik nol. Sejak menginjakkan kaki pertama kali di Pesantren Daqu, ia sama sekali tidak mempunyai apa-apa.
Setelah kehilangan ayahnya karena kecelakaan, Ayu tinggal bersama 4 orang adik dan ibunya yang mengambil peran sebagai kepala keluarga. Sang bunda kemudian membuka usaha warteg.
Singkat cerita, dengan kegigihannya Ayu berhasil mendapatkan bebasiswa untuk bersekolah di Pesantren Daqu. “Aku pasti mau meringankan beban orang tuaku,” terang Ayu.
Takdir pun menunjukan jalan lain. Ibu Ayu divonis mengidap kanker stadium akhir. Kondisi keuangan Ayu juga semakin memburuk. Hingga saat ia lulus dari Pesantren Daqu atau tepatnya saat usianya 18 tahun, ibunya meninggal. Ia dipaksa menjadi dewasa dan bekerja untuk menghidupi 4 orang adiknya sendirian.
Mulai dari bekerja di Marketing Gallery Daarul Quran, fotografer di Bundaran HI, bahkan pernah menjadi tukang cuci piring di warung pecel lele, semua pernah dilakukannya. Banting tulang mencari nafkah untuk kehidupan adik-adiknya. Sampai Ayu memutuskan kuliah di STMIK Antar Bangsa selama 4 semester. Di sanalah Ayu bertemu dengan suaminya.
Mereka menikah secara sederhana. Salah satu alasannya karena Ayu ingin menggunakan uang pernikahannya itu untuk membuka suatu bisnis minuman di Kawasan CBD Ciledug. Sayang, usaha itupun gulung tikar. Namun, Ayu tidak menyerah dan tetap belajar dalam berbisnis.
“Kalau mau memulai sesuatu, yakinkan dulu hati kita,” jelas Ayu yang dengan khidmad disaksikan oleh para alumni Pesantren Daqu dalam acara Daqu Memanggil tersebut, (23/1/2021).
Ayu dan suami menjalani pahit manisnya kehidupan. Kemanisan hidup yang dialami mereka salah satunya ketika sang suami diterima untuk bekerja pada bagian ekspor dan impor di Australia. Namun, ia harus meninggalkan Ayu yang baru saja melahirkan anak kedua. Tak patah arang, Ayu mulai berbisnis makanan ringan dengan uang mahar pernikahannya, meski tanpa sepengetahuan sang suami nun jauh di sana.
“Ketika aku punya kekuatan mimpi, aku pasti akan punya kekuatan untuk menjadikannya nyata,” ucap Ayu diselingi tepuk tangan para hadirin di tengah lapangan basket dan futsal Pesantren Daqu Tangerang tersebut.
“Man Jadda wa Jada.” Usaha Kingpee yang dibuka Ayu pun mampu memeorelah omzet 1 miliar rupiah. Hal tersebut ia capai di usianya yang masih terbilang muda, 25 tahun. Bisnis Ayu memiliki banyak cabang dan laris manis. Ayu mengaku, ini juga berkat doa dari para guru yang mengajarnya di Pesantren Daqu dahulu. Karena itu, jika kita pantang menyerah, mimpi setinggi apapun bisa digapai.
Penulis: Farid Adnan (Daqupost)