Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang baru saja menghelat gelaran akbar, pemilihan ketua Osdaqu (Organisasi Santri Daarul Qur’an). Kegiatan ini selalu ditunggu para santri. Tahapan gelarannya selalu mendebarkan. Aroma persaingan sangat terasa meski di akhir para kandidat akan saling mendoakan serta membantu yang terpilih.
Osdaqu layaknya OSIS di sekolah non-pesantren. Ketua Osdaqu dipilih langsung oleh para santri melalui lewat pemungutan suara. Dimana sebelumnya para kandidat melakukan debat yang disaksikan para santri. Layaknya pemilihan presiden.
Debat kandidat dan pemilhan Ketua Osdaqu dilakukan pada Senin (21/01). Acara berlangsung seru dan menarik. Para kandidat saling beradu visi dan misi. Beberapa pertanyaan dilontarkan oleh moderator yang diisi para asaatidz. Para santri juga tidak ketinggalan ikut memberikan pertanyaan mengenai persiapan para calon ketua Osdaqu mengayomi anggotanya dalam satu tahun kedepan.
Setelah Debat Kandidat, para santri dan guru-guru diperlisahkan untuk melakukan pemungutan suara di kotak suara. Layaknya PEMILU, surat suara pun harus dicoblos untuk menentukan banyaknya suara. Hingga, terpilihlah dua nama kandidat untuk menjadi Ketua I dan Ketua II Osdaqu.
Tidak berhenti disitu, keseruan berlanjut saat pengurus lama mempertanggungjawabkan amanahnya yang diemban selama masa jabatan. Para pengurus lama dari berbagai bagian pun membacakan laporan pertanggungjawaban di depan seluruh asaatidz dan santri, layaknya seorang menteri yang membacakan laporan hasil kerjanya. Seluruh hasil kerja mereka laporkan, mulai dari hasil usaha selama menjabat, program kerja, inventaris, keuangan, hingga suka dan duka selama masa masa menjadi pengurus. Dimana dalam poin ini, para santri diajarkan untuk belajar bukan hanya berorganisasi, melainkan segala aspek kekompakan, kesabaran, ketelitian hingga tanggungjawab dalam menjalankan amanah.
Setelah itu adalah pembacaan suka dan duka. Bagi para santri ini sangat ditunggu karena mereka bisa mendengar langsung keluh kesah dan suka cita ukhti (kakak kelas) mereka.
“Kami sedih, apabila kami melihat kalian bungkam saat kami menemukan dan menegur kalian karena tidak menggunakan bahasa, atau saat kalian menatap kami horor ketika kami muncul pada jam wajib berbahasa dan di zona bahasa. Tapi ingatlah wahai adik-adikku, bahwa semua itu kami lakukan agar kalian bisa menjadi pribadi yang berkualitas dan lebih baik lagi” Itu merupakan suka-duka bagian bahasa yang di bacakan oleh Ridha Dhiyatama (Ketua Bagian Bahasa).
Kemudian, estafet kepemimpinan itu dilakukan dengan memberikan medali dan selempang oleh pengurus lama kepada pengurus baru. Suasana haru menyelimuti prosesi ini, dimana pengurus lama harus melepas amanat dan meyerahkannya dengan hati yang ikhlas pada pengurus baru. Dimulai dari Ketua I dan Ketua II, Yayang Redhayana dan Wiandita Muayyadatul kepada Putri Andini dan Tazkiyatun Nufus. Yang dilanjutkan oleh bagian –bagian Osdaqu yang lain yakni Bagian Keamanan, Bagian Tahfizh, Bagian Pengajaran, Bagian Bahasa, Bagian Olahraga, Bagian Penerangan, Bagian Dokumentasi, Bagian Penerimaan Tamu, Bagian Kesenian, Bagian Dapur, Bagian Bersih Lingkungan, Bagian Perpustakaan, Hingga Koordinator Gerakan Pramuka.
“Di Daarul Qur’an ini kita menyebutnya SERTINAH, Serah Terima Amanah, bukan SERTIJAB , Serah Terima Jabatan, karena kalau serah terima jabatan hanya memberikan jabatannya, sementara kita sertinah, amanah yang diberikan pun dipertanggungjawabkan” pesan yang disampaikan oleh pengasuh Daqu Putri Cikarang, Ustadz Sobri M. Rizal.
Setelah itu acara ditutup dengan evaluasi dari Ustadz Sobri, dan cuplikan slide video yang dibuat oleh Osdaqu periode 2018-2019.
Reportase oleh tim Daqupost Cikarang