Pentingnya Ilmu dan Akhlak: Pesan Habib Muhammad di Momen Kehangatan Bukber Daqu Semarang

0
289

Momen Ramadan selalu menjadi ajang silaturrahmi menjalin kehangatan suatu hubungan. Allah SWT pun menjamin melipatgandakan pahala orang yang senantiasa bersilaturrahmi, apalagi di bulan suci.

Momen menyambung silaturrahmi di Bulan Ramadan biasanya digelar dalam balutan Tabligh Akbar maupun buka puasa bersama alias bukber.

Seperti yang digelar Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Semarang, Kecamatan Ungaran, Jawa Tengah.

Buka puasa bersama turut mengundang seluruh wali santri. Inilah bentuk sambung silaturrahmi antara para orang tua dengan pihak pesantren.

Dengan terjalinnya silaturrahmi melalui Ifthar Jama’i atau bukber, Insya Allah ananda bisa menggapai cita-citanya di pondok dengan penuh keberkahan.

Ifthar Jama’i Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Semarang digelar pada Sabtu, 8 April 2023. Selain bukber, ada juga Tabligh Akbar bersama guru mulia Habib Muhammad Bin Farid Al Mutohhar dari Semarang.

Makin spesial acara bukber dan Tabligh Akbar Pesantren Daqu Semarang dihadiri Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil.

Para wali santri bertemu kangen dengan ananda tercinta. Selain itu, para santri juga diperkenankan menikmati libur idul fitri bersama keluarga usai acara ini.

Dalam sambutannya, Pengasuh Pesantren Daqu Semarang, Usatadz Mulyanto, mengatakan jika silaturrahmi antara wali santri dan pesantren di momen bukber ini dalam rangka menyokong impian para santri.

Ustadz Mulyanto juga menyebut jika kemajuan Pesantren Daqu Semarang bukan hanya andil para pengurus, namun juga para wali santri.

Kyai Jamil juga memberikan pesan serupa. Selain itu, beliau mengingatkan amalan, doa, hingga ucapan kebaikan akan dilipatgandakan saat Ramadan.

Tak ketinggalan, beliau berpesan pada para santri agar berkontribusi di masyarakat saat liburan idul fitri, jangan hanya “balas dendam” tidur-tiduran di rumah.

Acara yang paling ditunggu pun tiba. Tabligh Akbar bersama Habib Muhammad bin Farid Al Muthohar berlangsung khidmad usai pelaksanaan tarawih berjama’ah.

Dalam ceramahnya, Habib Muhammad menjelaskan tentang ilmu dan akhlak. Ia menerangkan jika keduanya tidak bisa terpisahkan.

“Maka dari itu jika ada seseorang yang yang sudah mendapatkan hidayah ilmu lalu dimudahkan menuntut ilmu, maka dia akan berhati-hati dalam kehidupan. Ia tak suka mencela atau melukai sesama,” terang Habib Muhammad.

Karena itu, penting menerapkan akhlak dalam menyampaikan ilmu, seperti yang juga diterangkan Imam Syafi’i.

Acara ditutup dengan bersalam-salaman antara santri, asatidz, serta orang tua. Insya Allah, santri kembali ke pondok sekira satu minggu usai Idul Fitri 1444 H.