Pesan Syekh Ahmad Al-Misri untuk Para Penghafal Qur’an di Pesantren Daqu

0
48

Hari ini, Kamis (11/2/2021) Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang juga kedatangan tamu istimewa. Ia adalah Syekh Ahmad Al-Misri. Ulama kenamaan asal Mesir itu ikut menyapa para santri di Masjid An-Nabawi, Pesantren Daqu, sesuai sholat dzuhur berjama’ah.

Syekh Al-Misri juga ditemani KH Yusuf Mansur, Pimpinan Direktorat Pendidikan Daqu, KH Ahmad Jamil, serta Syekh Muhammad. Beliau menyusul kedatangan Direktur Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kementerian Agama RI, Dr. Waryono, M. Ag, yang hadir terlebih dahulu di Pesantren Daqu.

Seusai sholat berjama’ah yang diimami pula oleh Syekh Al-Misri, Kyai Yusuf memberikan sambutan. Beliau mengingatkan pentingnya afirmasi dan visualisasi sebuah impian pada para santri.

“Biar kalian ketika melihat beliau-beliau ini di depan, juga bisa menjadi seperti mereka kelak,” ujarnya. Apalagi, kata beliau, para santri senantiasa bersama Al-Qur’an.

Keutamaan menghafal Al-Qur’an itu juga yang jadi topik wejangan dari Syekh Al-Misri pada para santri. “Pakai Al-Qur’an untuk menuntunmu ke syurganya Allah. Sesuatu apapun, ketika bertemu dengan Al-Qur’an, menjadi hal yang mulia,” terang ulama yang telah mendapat Kewarganegaraan Republik Indonesia sejak 2 tahun lalu itu.

Syekh Al-Misri mengacu pada Hadits Riwayat Imam Muslim no. 817, yang bersumber dari sahabat Rasul sekaligus salah satu Khalifatur Rasyidin, Umar bin Khattab.

 “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al-Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.”

Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya niat yang lurus ketika menghafal Al-Qur’an. Karena bisa jadi kita malah mendapatkan azab dari Allah SWT karena kesalahan niat tersebut. Di samping, kita juga harus berguru ketika ingin mendawami Al-Qur’an.

“Hanya dua orang yang kebaikannya mengikat pada kita, orangtua dan guru. (Maka dari itu) jangan asal kalau belajar Al-Qur’an,” jelasnya sembari memberikan contoh bagaimana kuatnya sanad yang terjalin dari Imam Muslim, Imam Bukhari, hingga ke Rasulullah SAW. Sehingga, kedua Imam itu pun masyhur dengan keshahihan periwayatan haditsnya.  

Yang terpenting, jelas Syekh Al-Misri lagi, adalah bagaimana kita mengamalkan isi Al-Qur’an. Seperti dalam Hadits Riwayat Bukhori, Khoirukum man ta’allamal Qur’aana wa ‘allamahu.

“Sebaik-baik orang di antara kamu adalah yang menghafalkan Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Mengajarkan di sini tidak hanya memberikan ilmu tentang cara membacanya saja. Lebih dari itu, kita perlu menjelaskan bagaimana mengimplementasikan isi Al-Qur’an. Di samping, dengan mengajarkan Al-Qur’an itu sendiri sebenarnya kita sudah mengamalkan isi Al-Qur’an.