Pesantren Daqu Al-Jannah Cariu Gelar Fathul Kutub, Sebuah Kajian Khas Keilmuan Islam Klasik

0
43

Pesantren Tahfzih Daarul Qur’an Al-Jannah Cariu, Kab. Bogor menggelar kegiatan “Fathul Kutub” (bedah buku) bagi para santri kelas 6, atau setara 12 SMA, Selasa-Kamis (1-3/2/2022). Fathul Kutub juga diikuti oleh santri kelas 6 Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Karawang.

Pesantren Daqu Al-Jannah Cariu maupun Karawang sendiri adalah pondok dengan program Tarbiyatul Mu’alimin Al-Islamiyah (TMI) atau Mu’adalah. Program ini menggabungkan 3 kurikulum yakni Tahfizhul Qur’an, Dirosah Islamiyah, serta pembelajaran umum.

Kegiatan Fathul Kutub baru pertama kali dilaksanakan di unit Pesantren Daqu. Acara ini pun ditutup oleh Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil. Penutupan dilaksakan di ruang kelas Pesantren Daqu Al-Jannah Cariu, Jalan Tegalsalam RT 22/ RW 8, Cariu, Kabupaten Bogor, Kamis (3/2/2022).

Fathul Kutub merupakan tradisi kajian khas keilmuan islam klasik yang banyak dilakukan di pondok-pondok tradisional maupun modern di Indonesia.

Seperti yang dijelaskan Ustadz Sobri M. Rizal selaku Kepala Biro Penelitian dan Pengembangan Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an, dalam Fathul Kutub para santri diberikan beberapa poin permasalahan terkait satu bidang keillmuan.

Kemudian para santri akan membahasnya di tiap kelompok. Tiap kelompok diminta menyelesaikan permasalahan yang berbeda-beda. Kemudian tiap kelompok diberikan kumpulan buku/kitab tentang satu keillmuan sebagai rujukan dalam menyelesaikan masalah tersebut.

“Nanti goalsnya mereka akan menerangkan hasilnya menjadi sebuah tulisan atau karya tulis. Atau bisa juga karena lebih modern langsung ditulis di laptop. Nanti bisa kita upload sebagai jurnal ilmiah. Nah, ini kan menarik,” jelas Ustadz Sobri.

Dalam sambutan di acara penutupan kegiatan ini, Pengasuh Pesantren Daqu Al-Jannah Cariu, KH Soleh Nurdin optimis dan yakin tradisi ini akan terus berkembang dan menjadi besar sebagai bagian khazanah keilmuan para santri.

“Mudah-mudahan bisa menjadi alumni yang berguna buat agama, bangsa dan negara,” terangnya.

KH Ahmad Jamil selaku Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan mengungkapkan, kegiatan Fathul Kutub akan dilaksanakan di setiap Pesantren Daqu yang memiliki santri tingkat akhir kelas 12 SMA atau sederajat.

“Karena sejatinya sejarah ini harus dicatat. Kalau perlu dimasukkan ke dalam ujian tengang ke-Daquan,” jelasnya.

“Diharapkan dari Fathul Kutub di antaranya muncul rasa senang, cinta, terhadap ilmu, yang ini diwarisi oleh ulama-ulama kita,” tambah Kyai Jamil.

Fathul Kutub memang bertujuan menjaga kemurnian sebuah kitab sekaligus memantik ilmu baru setelah melalui proses tersebut. Sehingga khazanah keilmuan islam semakin kaya, beriringan dengan perkembangan zaman.

“Kalau kita tidak kembangkan Fathul Kutub, Basul Masail, maka kitab hanya jadi pajangan belaka,” tukas Kyai Jamil.

Salah satu santri kelas 6 Pesantren Daqu Al-Jannah Cariu yang mengikuti kegiatan ini, Farel Zakir Ali, mengaku mendapat pelajaran baru dari kegiatan Fathul Kutub.

“Ada asyik dan pusingnya. Asiknya kita bisa menyelami imu dari kitab-kitab ulama salaf. Pusingnya kalau permasalahnnya rumit kita bisa mencari referensinya lama dan kadang merasa lelah. Tapi tidak ada kata menyerah,” tutur Farel.