Selain bahasa Indonesia para santri pondok pesantren tahfizh Daarul Quran dituntut untuk menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan para santri menguasai kedua bahasa ini Pesantren tahfihz Daqu Lampung menggelar ujian mufradats yang digelar pada Rabu (18/5).
“Ujian bahasa kali ini diikuti oleh 32 santri kelas 7 dan 29 santri dari kelas 8. Kegiatan ini merupakan salah satu program di Ponpes Lampung agar santri tidak hanya memiliki hafalan Al-Quran tetapi juga kemampuan bahasa Arab dan Inggris yang baik” ujar Ustadz Dzaimna selaku pembimbing bahasa.
Bahasa Arab, lanjut Dzaimma, menjadi bahasa wajib yang harus dikuasai para santri karena dengan begitu para santri mudah dalam menghafal karena paham juga dengan maknanya sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an surah Yusuf ayat 2 :
“Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa arab agar kamu memahaminya”
Sementara itu salah satu pengasuh
Ponpes Daqu Lampung, Ustadz Ajat Mu’jizat dalam pesannya menyampaikan siapa menguasai bahasa suatu kaum, maka ia akan selamat dari fitnah kaum tersebut
Ada sebuah kisah menarik yang dinukilkan oleh Maulana Jalaluddin Rumi. Syahdan, ada tiga orang miskin yang berasal dari daerah yang berbeda yaitu Romawi, Arab, dan Turki sedang duduk-duduk di pinggir jalan. Kemudian lewatlah seorang saudagar dan memberi mereka sekeping uang. Ketika hendak membelanjakannya, setiap dari mereka saling memaksa keinginannya kepada yang lain hingga terjadilah perselisihan. Orang Romawi berkata, “Uang ini harus kita belikan rastafil”. Orang Arab berkata, “Uang ini harus kita belikan inab”. Orang Turki berkata, “Uang ini harus kita belikan uzum”. Bersamaan dengan itu, lewatlah seorang ahli bahasa yang paham bahasa romawi, arab, dan turki. Setelah memahami maksud mereka, orang itu pergi membeli buah anggur dengan sekeping uang tadi. Tak lama kemudian Ia datang dengan membawa buah anggur yang membuat ketiga orang tadi gembira. Orang Romawi berkata, “Alhamdulillah, ini adalah rastafil yang saya inginkan”. Orang Arab berkata, “Alhamdulillah, ini adalah inab yang saya mau”. Orang Turki berkata, “Alhamdulillah, ini adalah uzum yang saya cari”. Petikan kisah di atas memberi pelajaran kepada kita yakni betapa pentingnya menguasai bahasa suatu kaum. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Terlebih di zaman globalisasi ini, bahasa sangat diperlukan di kancah dunia. Dengan menguasai berbagai macam bahasa terutama bahasa Arab dan Inggris, maka dunia serasa dalam genggaman kita.