Acara digelar di Lapangan Futsal Pesantren Daqu Tangerang, Rabu (13/7) mulai pukul 08.00 WIB. Asatidz-asatidzah serta seluruh santri mulai kelas 7 SMP hingga 12 SMA turut mengikuti apel pembukaan yang dipimpin oleh Pengasuh Pesantren Daqu Tangerang, KH Syaiful Bahri.
Dalam sambutannya, Kyai Syaiful memotivasi santri melalui kisah-kisah sahabat serta para ‘alim. Ia mengungkapkan jika para santri saat ini perlu bersykur sebab diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu.
Syekh Abu Zakaria, seperti dikisahkan Kyai Syaiful, bahkan harus mengumpulkan sisa-sisa buah semngka untuk dijadikan tempat makanan. Begitu pula para ulama yang banyak menghadapi rintangan ketika proses menuntut ilmu.
“Allah ngasih kita kemudahan sekali. Tidak ada yang tidak bisa makan. Oleh karena itu semangat kita harus dipompa agar bisa belajar dengan baik dan benar,” terang Kyai Syaiful pada para santri.
Kyai Syaiful juga mengingatkan tentang adab menuntut ilmu. Seperti yang dikatakan oleh seorang ulama, ilmu harus didatangi, bukan datang sendiri.
Seorang pakar Nahwu, Azzubairi, pernah menguntit seorang guru yang hendak mengajar di sebuah halaqoh selepas subuh. Ia mengikuti sang guru sampai ke masjid sebelum pelaksanaan sholat subuh tiba.
Gurunya yang kaget ketika menyadari keberadaan Azzubairi kemudian mengira Azzubairi rampok. Namun, Azzubairi segera menjelaskan jika tindakannya ini semata-mata agar dirinya tidak kebagian tempat duduk di paling belakang. Semangat menuntut ilmu yang Azzubairi punya inilah yang perlu dicontoh para santri.
Adab berikutnya tentang kekuatan hafalan sebuah ilmu. Imam Ibnu Hajar Al-Azqolani pun pernah lupa membaca Surat Al-Fatihah ketika sholat. Seorang murid kemudian bertanya, mengapa hal tersebut terjadi. Sang murid sekaligus sedikit menegur Imam Ibnu Hajar dengan mengatakan boleh jadi hari itu beliau melakukan kesalahan.
Setelah ditelusuri, Imam Ibnu Hajar segra menemui seorang penjual rokok di pelataran masjid yang tadi pagi ia bicarakan bersama seorang murid lain. Usut punya usut, ternyata rokok yang dijual oleh sang penjual terkenal mampu membuat seseorang berhenti merokok.
Karena penasaran mengapa demikian, Imam Ibnu Hajar bertanya sendiri kepada sang penjual rokok. Ternyata, setiap malam sebelum sholat malam, rokok-rokok tersebut dijajakan di atas sajadah oleh sang penjual. Dengan memohon pertolongan Allah, dirinya lalu berdoa agar setiap orang yang menghisap rokok jualannya akan berhenti merokok untuk selamanya.
Imam Ibnu Hajar lantas bersimpuh dan memohon ampun pada Allah sebab pagi itu ia menghibahi sang penjual rokok serta memandang sebelah mata apa yang ia perdagangkan.
“Karena itu, kalau ada pelajaran yang kita lupa, barangkali kita punya dosa,” ungkap Kyai Syaiful pada para santri.
Terakhir, beliau berpesan untuk meninggalkan pola pengajaran yang kurang baik. Hindari perundungan serta senantiasa mengucap permintaan maaf, tolong, dan terima kasih.
Apel yang berlangsung selama sejam itu pun usai. Khusus kelas 7, 2 hari berikutnya (14-15/7) mereka akan mengikuti kegiatan MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.