Semua yang berproses pasti akan berujung. Begitu pula dengan para santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang. Tiga tahun mereka menempuh pendidikan SMA, hingga akhirnya di hari Sabtu malam (17/4/2021) kemarin, mereka diwisuda sebagai pertanda telah menyelesaikan studinya. Prosesi wisuda itu digelar di panggung yang berada di lapangan basket Pesantren Daqu Tangerang. Tentunya, prosesi ini juga disertai penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Bukan hanya santri tingkat SMA. Para santriwan dan santriwati I’daad SD Shigor Putra dan Putri turut serta merasakan kebahagiaan acara di malam selepas pelaksanaan Sholat Tarawih tersebut.
Perayaan Wisuda Purna ini makin spesial dengan hadirnya seluruh pimpinan Daarul Qur’an, KH Yusuf Mansur selaku Pembina Yayasan, KH Ahmad Kosasih selaku Dewan Syariah Daarul Qur’an, serta 3 Pimpinan Direktorat, yakni KH Ahmad Jamil, MA., selaku Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, Dr. H. Tarmizi Ashidiq MA, selaku Pimpinan Direktorat Bisnis sekaligus Ketua STMIK Antar Bangsa, serta Dr. H. M. Anwar Sani, ME., selaku Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf sekaligus Rektor Institut Daarul Qur’an. Para pengasuh wisudawan dan wisudawati pun ikut medampingi, yakni Pesngasuh Pesantren Daqu Tangerang, KH Syaiful Bahri, Pengasuh I’daad SD Shigor Putra, KH Muhajirin Abdul Qodir, MA. Serta Pengasuh I’daad SD Shigor Putri, H. Jaya Rukmana, MA.
Hadir pula Prof. Dr. Zaid Ali Abdalla Al-Ghili, pakar Qiro’at yang telah lama mengabdi di Pesantren Daqu serta salah satu pengajar yang masyhur di Masjidil Haram, Syekh Abdul Dhohir Shoqr. Tak ketinggalan, Pjs Gubernur Sulawesi Utara, Dr Drs Agus Fatoni MSi., juga menyempatkan menyapa para wisudawan-wisudawati di malam itu. Ia pun turut hadir sebagai wali santri dari Alfascadieno Akbar Fatoni, salah satu santri SMA yang juga dinyatakan lolos seleksi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Tahun ini, SMA Pesantren Daqu Tangerang mewisuda sebanyak 156 santri, sementara I’daad Shigor Putra 55 santri serta 19 santriwati dari I’daad Shigor Putri. Tak sampai di situ, Pesantren Daqu juga menelurkan 96 santri yang sudah mengkhatamkan 30 juz Al-Qur’an, 90 dari tingkat SMA serta 6 orang dari I’daad Shigor Putra.
Kyai Syaiful yang mendapatkan kesempatan pertama untuk memberikan sambutan menuturkan ucapan syukurnya atas prosesi wisuda ini. Beliau yang sekaligus ketua panitia acara Wisuda Purna ini mengatakan bahwa para wisudawan tak menutup kemungkinan akan mengikuti jejak para tokoh agama Islam yang sukses di usia muda, sebut saja Usamah Bin Zayid yang di usia ke 17 tahun diangkat oleh Rasulullah SAW menjadi panglima perang, Muadz Bin Jabal di usia 20 tahun ditunjuk oleh Rasulullah SAW untuk menjadi Qadhi di Yaman, Imam Syafi’I di usia 15 tahun diamanahkan untuk memberikan fatwa di Masjidil Haram, dan lain sebagainya.
“Kami yakin, anak-anak kami yang saat ini berjumlah 230 yang akan di wisuda malam ini, mereka adalah gerenerasi yang dipersiapkan untuk menjadi generasi Rabbani dan Qur’ani,” ujarnya.
Capaian kelulusan ini tentu juga berkat peran serta para wali santri yang telah ridho menitipkan anaknya di Pesantren Daqu. Ucapan terima kasih pun diutarakan oleh KH Ahmad Jamil. Tanpa para wali santri, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an tak mampu menjadi wadah berkumpulnya para penghafal Qur’an.
“Saya teringat kisah Syeikh Dr. Aiman Suwaid yang bersyukur pada Allah SWT karena telah dititipkan seorang murid bernama Muhammad Hasan kepadanya untuk belajar Al-Qur’an. Beliau sujud syukur, benar-benar bersyukur. Lalu bagaimana kita tidak bersyukur, ribuan santri dititipkan oleh Allah SWT pada kita untuk belajar, menghafal Al-Qur’an serta belajar agama Allah,” kisahnya sembari tersedu.
Drs Agus Fatoni pun bersyukur mampu menyekolahkan sang anak di Pesantren Daqu. “Dalam model Pendidikan pesantren seperti inilah, kalian bukan hanya diberikan kecerdasan intelektual, tapi juga diperkuat dnegan kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, sosial, dan juga kecerdasan moral,” tegasnya seraya berpesan pada para wisudawan-wisudawati.
Terakhir, tentu motivasi dari Ayahanda KH Yusuf Mansur yang paling ditunggu-tunggu. Beliau memberikan “Rahasia Kecil” pada para santri agar kelak, di jenjang pendidikan selanjutnya, para santri mampu memilki tekad kuat untuk hidup mandiri. Lebih dari itu, agar mereka bisa menghadiahkan para orangtuanya sebagai balas budi telah berjuang memberikan pendidikan terbaik pada mereka.
Rahasia kecil itu dalah doa. “Doa yang bukan sembarang doa, di mana doa ini bener-bener mengunci kalian untuk terus mau memurojaah Qur’an,” terang Kyai Yusuf Mansur.
Doa ketika ditempel dengan Al-Qur’an, maka doa tersebut derajatnya lebih tinggi ketimbang doa yang lainnya. Hal itu pun telah dijelaskan dalam uslub Al-Qur’an.
Karena sesuatu yang ditempel dengan Al-Qur’an, maka hasilnya luar biasa. Malaikat yang ditempel dengan Al-Qur’an, maka jadilah Malaikat Jibril, sang Jendral para malaikat. Nabi yang diberikan wahyu Al-Qur’an, maka lahirlah ‘Ulumul Anbiya, yakni Rasulullah SAW. Bulan yang ditempel dengan Al-Qur’an, maka Ramadhan, bulan dengan penuh keberkahan, yang terbit.