Pesantren Tahfizh Daarul Mansur Wanayasa Resmi Buka Tahun Ajaran Baru

0
57

Pesantren Tahfizh Daarul Mansur Wanayasa, Purwakarta, resmi membuka tahun ajaran 2021/2022 dengan porsesi Khutbatul Iftitah yang digelar Kamis (9/10/2021), di lapangan Pesantren. Momen ini sekaligus menandakan mulainya pembelajaran bagi para santriwan santriwati angkatan pertama kelas 7 SMP dan 10 SMA.

Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil, menghadiri langsung acara ini. Bukan cuma beliau, ada juga donatur Pesantren Tahfizh Daarul Mansur Wanayasa, Bapak Budi Hartawinata, yang akan menjadi ayah seluruh santri kala mereka mondok. Hadir pula pengasuh pesantren, Ustadz Iman.

Apel bendera mengawali acara pagi itu. Kyai Jamil bertugas menjadi inspektur apel. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan kalau para santriwan santriwati yang baru masuk ini adalah orang-orang yang dipilih Allah SWT unutk menghafal Al-Qur’an.

Beliau mengutip Surat Fathir ayat 32:

Tsumma auratsnal kitaabal la-dziinash thafainaa min ‘ibaadinaa…

“Kemudian kami wariskan kitab itu untuk orang-orang yang kami pilih di antara para hamba kami…”

“Karena itu tidak semua orang diberikan kesempatan menghafal Qur’an. You are the choosen one,” terang Kyai Jamil.

Di tengah amanatnya, Kyai Jamil memberi kesempatan pada Ayah Budi untuk memberikan wejangan. Ayah Budi pun menyampaikan motivasi terkait afirmasi dari mimpi.

Beliau bercerita tentang perjalanan membangun pesantren yang berlokasi di Jl. Raya Barat Wanayasa, Kelurahan Sukadami, ini. Bagaimana tanah yang sekarang menjadi pondoknya Daarul Qur’an ini adalah afirmasi dari mimpi sang pemilik tanah, meski dirinya kini telah wafat.

Karena itu, Ayah Budi meyakinkan para santri agar jangan takut bermimpi dan menumbuhkan mimpi-mimpi itu di setiap sendi kehidupan. Karena sejatinya Allah akan mengabulkan setiap permintaan hambanya.

Namun, kata beliau lagi, setidaknya ada 5 syarat yang menentukan cepat atau lambatnya Allah mengabulkan doa tersebut. Yang pertama dan utama adalah berdoa pada Allah SWT. Di mana Allah melaknat orang-orang yang menyekutukannya.

Kemudian beliau mengingatkan untuk senantiasa berbakti pada orang tua. “Jadikan orang tua raja, maka rejekimu akan seperti raja,” begitu kutipan Ayah Budi yang populer di kalangan santri Pesantren Daarul Qur’an.

Selanjutnya ia berpesan untuk selalu berbaik hati pada siapa saja serta banyak bersedekah. Karena keduanya berkaitan dengan kesehatan sumber rezeki yang kita punya. Yang terakhir, jangan lupa selalu bersyukur terhadap apapun yang Allah berikan pada kita.

Parade ekskul selanjutnya yang memeriahkan acara Khutbatul Iftitah. Di segmen ini para santri menyuguhkan penampilan hadroh, bela diri silat dan karate, tari saman, tilawah Qur’an, dan lain sebagainya. Bakat-bakat istimewa para santri mulai terlihat dari sini. Kelak prestasi akan menghampiri lewat potensi yang mereka punya.