Saat Kenara Ingin Menjadi Imam Shalat Bagi Orangtuanya

0
20

“Mi, Sholat Yuk” ajak Kenara kepada kedua orangtuanya begitu terdengar adzan Maghrib berkumandang.

“Kenara mau ngimamin mimi sama papi shalat” tambahnya.

Riza Wibowo dan Rosmawati pun saling pandang. Ia tidak menyangka putrinya yang baru berusia 7 tahun ini penuh percaya diri ingin menjadi imam shalat bagi keduanya.

“Kennara kan perempuan jadi gak bisa ngimamin papi shalat” ujar Rosmawati mencoba memberi pengertian.

“Kenapa gak bisa? kan Kennara mau ngimamin papi dan mimi shalat” cecar kenara.

“Memang seperti itu hukumnya. Perempuan hanya bisa jadi imam bagi perempuan sedangkan laki-laki bisa ngimamin laki-laki dan perempuan” Rosmawati coba menjelaskan pada Kinnara.

Alhamdulillah Kinnara mengerti dan ia segera bersiap untuk menjadi imam bagi maminya.

“Yuk, kita mulai shalatnya” ajak Kennara.

“Mimi mau Kinnara baca surah apa?”

“Gimana kalo An-naba” jawab Rosmawati.

“Ah, An-Naba kepanjangan”

“Ya udah, terserah Kakak Ken aja”

Lalu Kinnara memulai shalat dan membaca surat yang cukup panjang di rakaat pertama dan kedua. Rosmawati pun coba menebak-nebak surat apa yang dibaca oleh Kinnara. Lalu ia bertanya pada ustadzah Nunung.

Ternyata Kinnara membaca surat Abasa dan At-Takwir. Yang bagi banyak penghafal pemula merupakan surah yang sulit di juz 30.

Kennara Ramadhanya Wibowo merupakan santri kelas 1 Sigor Putri Daarul Qur’an, putri pertama dari 3 bersaudara pasangan Riza Wibowo dan Rosmawati.

Kennara mulai belajar Al-Qur’an dengan metode Qoidah nuroniyah. Qoidah nuroniyah merupakan metode yang di ajarkan di pesantren Tahfidz DaQu untuk santri baru masuk pesantren untuk membantu memudahkan santri belajar membaca Al Quran dengan baik dan benar.

Kennara menyelesaikan Qoidah Nuroniyah dengan cepat. Lalu dilanjutkan menghafal juz 30 dan sekarang Kennara sedang menghafal 4 surat pilihan.

“Kennara anak yang ceradas dan mempunyai semangat dalam menghafal Al-Qur’an” ujar ustadzah Afrohah yang merupkan pengajar Tahfidz Kennara.

Semangat Kennara semakin terpacu saat temannya yang bernama Amira Hasna Mutmainah dan menjadi yang terbaik di halaqohnya.

Ustadzah Saroh dan Ustadzah Wulan, wali kamar Kennara, mempunyai cerita menarik tentang santri ini. Kennara dikenal sebagai santri yang paling cepat bangun ketika dibangunkan dari tidur dan ia akan menangis kalo temannya lebih dahulu bangun dari dirinya.

Kennarai juga selalu datang ke mushala paling pertama dibanding teman-teman sekelasnya.

“Kennara memiliki hobi membaca buku cerita dan menggambar” ujar ustadzah Saroh. “Ia juga pernah ikut lomba menggambar dan tahfidz” tambahnya.

Soal lomba menggambar ini suatu ketika Kennara pulang dengan senyum ceria dan bilang kepada usatdzah dan teman-temannya bahwa ia juara 1.

Tapi teman-temannya merasa aneh kok juara 1 tapi tidak ada pialanya.

“Ternyata yang dimaksud Kennara adalah ia menjadi peserta pertama yang menyelesaikan gambarnya” kenang ustadzah Saroh sambil tersenyum.