UNGARAN—Pesantren Tahfizh Daarul Quran Ungaran yang digawangi oleh divisi Media dan Dakwah menggelar Pelatihan Dasar Jurnalistik Santri pada Sabtu-Ahad, 28-29 Oktober 2017 di Mini hall pesantren.
Acara yang berlangsung selama dua hari dan diikuti oleh 24 peserta tersebut terbilang lancar. Pada hari pertama (Sabtu), kegiatan difokuskan pada pemberian materi dasar jurnalistik secara full. Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut adalah Gumanti, (Pemimpin redaksi Majalah DAQU), Chaerudin (fotografer Daqu Media), dan Rahmat Petuguran, esais asal Banjarnegara.
Ada empat materi dasar jurnalistik yang disampaikan pada hari Sabtu. Materi pertama; teknik wawancara, penulisan berita dan features; materi kedua, artikel dan opini; materi ketiga, teknik pemotretan; dan materi keempat adalah penulisan essai, cerpen, dan puisi.
“Santri-santri yang mengikuti pelatihan ini sungguh sangat antusias. Bahkan sebagian anak sudah bisa menguasai beberapa materi, meski di sisi lain ada beberapa juga yang masih nol dan belum tahu sama sekali tentang kejurnalistikan.” Lain lagi dengan Chaerudin, fotografer Daqumedia, dia mengungakapkan, “Pada materi fotografi, hampir seluruh anak-anak yang ikut pelatihan ini memang belum memiliki keahlian khusus dalam memotret, tapi ketika setelah mendapat materi dan pada sessi praktek, anak-anak coba dipegangi kamera, diantara mereka sudah ada yang layak untuk menjadi calon fotografer handal.” tuturnya.
Melanjutkan hal itu, Ustadz Hendy Irawan Saleh, Kepala Biro Media dan Dakwah Pesantren Tahfizh Daarul Quran, dalam motivasinya kepada anak-anak menyatakan bahwa, tidak ada hal yang tidak mungkin dilakukan oleh santri di era kini, santri Daarul Quran sekarang yang mau mengikuti secara serius pelatihan ini dan mau mempraktikkannya dengan benar insya allah sepuluh tahun atau dua puluh tahun mendatang sudah bisa menjadi calon-calon jurnalis handal yang kelak akan menggantikan Karni Ilyas, Najwa Syihab, bahkan menjadi presiden berotak cerdas sekelas BJ.Habibie. Jadi, tidak ada alasan lagi santri zaman sekarang untuk menutup mata serta tidak melek terhadap informasi dan teknologi” tuturnya.
Adapun acara puncaknya, yaitu pada Ahad, 29 Oktober 2017, para peserta didampingi dengan para asatidz pembimbingnya diajak ke Maerokoco, Semarang Utara, untuk praktek liputan dan membuat majalah bayangan. Kelompok yang sudah dibagi menjadi empat itupun akhirnya saling bersaing satu sama lain untuk menampilkan karya majalahnya.
Ammar Machmud, koordinator Media dan Dakwah Pesantren Daarul Quran Ungaran menyatakan, latihan ini barulah langkah awal mengenalkan santri pada dunia jurnalistik. Artinya, setelah pelatihan ini, kami akan berusaha semaksimal mungkin membantu mewujudkan cita-cita santri Daarul Quran khusunya di Ungaran untuk tidak sekedar hafal al-Quran, tapi kelak mereka mampu menjadi penulis, fotografer, wartawan, cerpenis, essai, atau penyair profesional. Doakan kami semua bisa mewujudkan hal tersebut!” pungkasnya.