Semangat Rahmah el Yunusiyah, Meriahkan Daqufest Putri Cikarang

0
169

Membawa tema Sedharya, santriwati Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang mengangat fragmen Syekhah Rahmah El Yunusiyah, tokoh muslimah Sumatera Barat, pendiri pesantren Diniyah Putri, dalam kegiatan Daqu Festival yang digelar Jumat, 1 November 2024.

Sedharya sendiri gabungan dari kata Serasmos yang berasal dari kata Yunani yang berarti hormat/speech, Ardhanarewari dari bahsa sansekerrta yang berarti wanita mulia yang tangguh dan Kharisya bahasa Arab yang berarti mahal atau eksklusif.

Rahmah el Yunusiyah diambil karena perjuangannya dalam membela hak-hak kaum wanita. Saat perempuan saat itu dipersiapkan hanya untuk menjadi istri dan pelayan di rumah, Rahmah el Yunusiyah memberontak agar perempuan juga diberikan hak yang sama dengan kaum laki-laki utamanya dalam pendidikan.

Maka ia pun membangun Madrasah Diniyah untuk kaum perempuan. Meski ditentang dan mendapat tantangan dari para tokoh yang berpikiran kolot, Rahmah tidak menyerah. Keteguhan sikapnya perlahan demi perlahan mendapatkan dukungan hingga akhirnya pada tahun 1957 ia mendapat gelar syekhah dari Universitas Al-Azhar dan ini tercatat sebagai gelar pertama yang diberikan oleh Al-Azhar untuk perempuan.

Kegiatan Daqufest sendiri merupakan kegiatan tahunan yang ditunggu-tunggu para santri. Ajang ini menjadi unjuk diri para santri menunjukkan kemampuannya dalam bidang seni, bahasa, budaya dan lainnya. Dari tahun ke tahun para santri menampilkan tema-tema yang luas seperti budaya nusantara, kemewahan budaya islam dan lainnya.

“Dari tahun ke tahun, Daqufest selalu menampilkan kekaguman. Makanya kami selalu tidak sabar menunggu aksi demi aksi yang akan ditampilkan para santri” ujar KH Yusuf Mansur, pendiri sekaligus pimpinan umum Daarul Qur’an dalam sambutannya.

Di depan para pimpinan dan tamu undangan serta yang spesial para wali santri yang hadir para santriwati berlomba menampilkan yang terbaik. Selain fragem Rahmah el Yunusiyah yang menarik penampilan juga peragaan busana dengan pakaian yang dikenakan kombinasi dari daur ulang barang-barang yang tidak terpakai.

“Masyaallah setiap tahunnya kegiatan ini penuh dengan hal-hal yang menakjubkan. Ini bukti santri gak hanya belajar ilmu-ilmu agama saja, tapi juga belajar ilmu-ilmu lainnya” tutup Yusuf Mansur di akhir acara.