Pada 17 November 2009, ditengah kami menggodok konsep rumah tahfizh ini, Kyai Yusuf menelpon dan meminta saya, ustaz Sani dan ustaz Jamil ke Yogkarta untuk ikut launching rumah tahfizh Deresan yang dibangun oleh Mas Jody Brotosuseno dan istri. Saat itu Kyai Yusuf melihat Mas Jodey berhasil menangkap apa yang dimaksud olehnya. Kitapun belajar dengan Mas Jody, malah kini rumah tahfzih Deresan yang kemudian berganti nama menjadi RumahtahfizhQu telah menjadi pesantren.
Sebagai Sebuah gerakan rumah tahfizh harus kudu bebenah. Sekarang gerakan rumah tahfizh begitu luar biasa. dimana-mana ada. Dulu kita khawatir dengan program terbuka bagaimana sedekahnya? pasti banyak yang himpung dana tanpa bisa kita atur. Lalu ada yang klaim nama dan jual logo. Tapi Kyai Yusuf bilang bismillah kita jalan. Nah, sampai sekarang rumah tahfizh di beberapa tempat ada yang di luar PPPA, nah ini gak masalah. Bahkan kemarin salah satu lembaga kemanusiaan itu membuat funding rumah tahfizh dan rumah tahfizh ini sekarang milik Indonesia. Sekarang siapa saja bisa buat, dia fundraising silakan saja.
Sekarang masa itu sudah mulai berlalu. Rumah tahfizh sudah harus berbenah. Sebagai sebuah gerakan maka bagaimana rumah tahfizh menjadi sebuah lembaga yang bagus. Maka kita berpikir untuk membuat wadah bernama Rumah Tahfizh Center (RTC) yang akan mendata, memperbaiki kurikulum dan lainnya.