Siti Kholilah: Demi Murid, Guru Juga Harus Terus Belajar

0
36

Menjadi guru jaman sekarang bukanlah hal yang mudah. Tak hanya dituntut untuk senantiasa kreatif, guru jaman sekarang juga harus mampu menguasai teknologi sebagai penunjang proses transfer ilmu mereka kepada murid-muridnya. Selain itu, permasalahan yang berkembang di murid jaman sekarang berbeda dengan murid jaman dulu, sehingga menuntut seorang guru untuk senantiasa belajar agar bisa memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya. Hal ini seperti yang dialami Siti Kholilah, atau yang akrab disapa dengan Miss Lilah. Guru terbaik pilihan murid SD Daqu Fullday ini senantiasa belajar agar lebih baik lagi dalam mengajar murid-muridnya. Tak hanya itu, ia juga memberikan banyak masukan berharga bagi SD Daqu Fullday di kemudian hari. Apa saja yang disampaikan Miss Lilah? Mari kita simak bersama.

Sebelumnya, selamat ya jadi guru terbaik di acara peringatan hari guru tahun ini. Bagaimana perasaannya dipilih murid-murid sebagai guru terbaik?

Alhamdulillah, awalnya tidak menyangka karena masih ada guru-guru yanglebih baik dari saya. Pastinya ada perasaaan bahagia dan bersyukur ternyata mereka sangat sayang dan dekat dengan saya.

Apa arti penghargaan ini buat kamu?

Sebagai motivasi untuk menjadi pendidik yang lebih baik, karena penghargaan ini bukan sesuatu yang dapat diminta, tetapi didapatkan ketika kita insya Allah konsisten menunjukkan sikap dan perilaku yg patut dihargai dan dipercaya, dan penghargaan ini, bukan hanya untuk saya, tapi saya tujukan untuk teman-teman guru lainnya yang memiliki visi dan misi yg sama dalam dunia pendidikan.

 

Apa sih yang bikin Anda jadi guru? Boleh tahu enggak awal mulanya bagaimana?

Qaddarullah, karena walaupun suka mengajar tapi enggak pernah terpikirkan untuk melamar di sebuah sekolah. Awalnya, waktu itu lagi ada pendaftaran, nah teman yang merekomendasikan untuk melamar. Setelah seminggu berlalu dapat panggilan untuk tes dan wawancara. Akhirnya saya mengikuti prosedur masuk Daqu. Jujur saya tidak terlalu berharap bisa diterima; saya selalu menggantungkan keputusan ke Allah, kalau ini baik buat saya, maka saya diterima. Kalau tidak juga yang terbaik untuk saya. Karena saat itu jiwa sy masih suka berpetualang, jadi enggak bisa stay di satu tempat. Alhamdulillah, qoddarullah, satu minggu kemudian saya dapat panggilan lagi untuk tandatangan kontrak. Tidak sampai tiga bulan, saya lulus masa percobaan jadi guru.

Sudah berapa tahun jadi guru di Daqu? Apa pernah jadi guru di tempat lain sebelumnya?

Pertama jadi guru ya ketika diterima di Daqu, kurang lebih sekitar enam tahun.

Apa suka duka yang dihadapi selama jadi guru?

Suka dukanya banyak. Tapi banyak sukanya, salah satunya kita juga bisa belajar display, atau secara enggak langsung kita harus kreatif. Lalu menjalankan amanah lain seperti menjadi penanggung jawab acara di SD Daqu. Kemudian menghadapi murid-murid yang unik, beragam karakter. Kalau melihat dan bertemu mereka selalu ada perasaan bahagia. Walaupun lagi lelah tapi saat mereka senyum dan mereka mendekat kelelahan itu hilang, seperti asap yg menguap di angkasa, he he he. Saya selalu tanamkan ke diri saya, pekerjaan ini merupakan amanah. Saya harus bisa profesional dan bertanggung jawab.

Gimana sih cara menghadapi murid-murid yang beragam karakternya?

Pertama, pendekatan kepada mereka, kita masuk ke hatinya. Karena kalau kita sudah dekat dengan mereka, materi atau nasehat yang kita sampaikan akan mudah diterima. Bagi saya setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda, perlu penerapan yang berbeda, maka dari itu perlu bertahap dalam mendidik.

Lalu dalam mendidik kita perlu peduli dan empati, karena tiap murid memiliki masalah yang berbeda, perlu pendekatan yang berbeda pula. Tak hanya itu, kita juga harus memiliki sikap kelenturan dalam menghadapi masalah. Karena setiap masalah, cara memandangnya dari waktu ke waktu, dari murid ke murid tidaklah sama.

Lalu, sebuah usaha perbaikan itu membutuhkan pengamatan yang adil dan integral, makan dari itu dibutuhkan wawasan yang luas dan bijak bagi seorang pendidik. Yang pastinya kita harus sepakat bahwa mereka satu sama lain tidak sama, berbeda. Maka dari itu kita juga sebagai guru harus banyak belajar, baca buku atau diskusi mengenai karakter-karakter murid sehingga bisa menjadikan mereka murid yang berkarakter juga.

 

Ada pengalaman unik enggak ketika menghadapi murid?

Saya selalu mencoba dekat dengan mereka. Satu sisi tegas sebagai guru, sisi lain bisa menjadi teman mereka. Waktu itu saya izin ada keperluan tidak masuk mengajar selama dua hari. Ada satu anak yang cuek dan agak susah ditaklukkan. Ketika saya masuk, anak tersebut lari dan teriak memanggil nama saya seperti sedang meluapkan kerinduannya dan seperti ingin menceritakan sesuatu selama saya tdk ada. Betapa bahagianya seorang guru yang dirindukan murid-murid.

Kedua, saya selalu mencoba menyapa dengan murid-murid lain, apalagi murid-murid kelas bawah 1-3 yang tidak diajar oleh saya. Ada satu murid yang suka menjauh dan enggak mau berbicara. Tapi suatu ketika dia iseng memanggil saya di depan kelas sambil bersembunyi dan ketika saya mampir ke kelasnya tiba-tiba dia memeluk dari belakang dan menyapa, “Hai, Miss Lilah.”

Saya ambil hikmahnya, jika kita melakukannya dari hati mendekati anak-anak dengan rasa sayang, akan membuahkan hasil yang berkesan pula.

Kamu paling suka mengajar mata pelajaran apa? Terus apa mata pelajaran yang menurutmu paling sulit buat diajarkan ke anak?

Saya suka semua mata pelajaran, tapi paling suka mengajar IPS, IPA, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia dan PKn.

Setiap pelajaran memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Maka dari itu, kita sebagai guru juga harus belajar dan kreatif untuk menghadapi kesulitan-kesulitan itu.

Menurut Anda, bagaimana kurikulum di Daqu? Sudah baik dan cocok diterapkan ke murid jaman sekarang atau tidak?

Alhamdulillah, setiap tahun selalu ada perbaikan. Insya Allah kita lagi menuju memiliki kurikulum sendiri, dan ini cocok diterapkan ke murid jaman sekarang yang mana materi pembelajaran semakin tinggi. Maka dari itu, kita dari tim guru memiliki kompartemen mata pelajaran masing- masing, sehingga guru bisa lebih kreatif dalam menyajikan materi menggunakan media, fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah, dan tidak monoton atau text book, sehingga anak-anak lebih mudah paham.

Bagaimana kesan selama mengajar di Daqu?

Kesannya banyak. Saya lebih kreatif dan bisa belajar display kelas; Mengenal berbagai macam karakter anak dan belajar cara menghadapinya; Dekat dengan anak-anak dan ada saja hal lucu yang membuat saya tersenyum dan bahagia; Saya juga jadi bisa mengimplementasikan pengalaman-pengalaman saya ketika kuliah saat sedang berpetualang dalam mendidik mereka atau menyampaikan materi pelajaran; Tidak hanya dekat dengan murid, saya pun dekat dengan para orangtua dalam artian saya tidak menjaga jarak, sehingga bisa sharing dan bekerjasama dalam menghadapi anak-anak; Saya juga selalu berdiskusi dengan guru-guru tak hanya mengenai perkembangan murid-murid tapi juga banyak hal, sehingga saya merasakan para guru tak hanya sekedar rekan kerja tapi juga keluarga saya.

Apa masukanmu buat Daqu Fullday ke depannya?

Pastinya saya berharap kedepannya lebih baik lagi, memiliki kurikulum sendiri dan semua yang berada di Daqu Fullday dari mulai OB, TU, kru Kantin, Kepala Sekolah dan tim guru bisa terus bersinergi menjadikan Daqu Fullday semakin baik.

Nama: Siti Kholilah, S.Th.I
TTL: Jakarta, 10 Oktober 1984
Pendidikan: S-1
Hobi: Travelling, adventuring, membaca
Motto: Bergerak dan bermanfaat untuk orang lain.