Santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang kelas 7 SMP mengikuti program P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila selam dua hari, Senin dan Selasa, 29 dan 30 Mei 2023.
Kegiatan P5 ini berlangsung di Aula Gedung Al-Ikhlas lantai 6, Kompleks Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang.
P5 adalah upaya untuk mewujudkan Pelajar Pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai yang dimaksud yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Dalam kegiatan ini, para santri mendapat materi tentang Anti-Bullying. Dosen Bimbingan Konseling (BK) Institut Daqu, Ibu Fadhila Rahman, M.Pd., menjadi pemateri sosialisasi pada para santri.
Ibu Fadhila menerangkan pada para santri, Bullying merupakan tindakan melakukan dan mengajak orang untuk melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan bagi orang lain, baik verbal, fisik, relasi maupun dunia maya.
Salah satu tempat yang rawan terjadi bullying atau perundungan adalah institutsi pendidikan. Karena itu, sosialisasi anti Bullying ini penting diberikan kepada para santri tingkat awal seperti kelas 7 SMP.
Ia kemudian menjelaskan, salah satu tanda seorang siswa atau santri mengalami perundungan adalah luka lebam di sekitar tubuh yang terjadi berulang kali.
Namun, kata Bu Fadhila lagi, korban perundungan seringkali diam atau tidak melapor ke pihak institusi pendidikan karena merasa terancam.
Dengan begitu, seorang teman bisa mendeteksi tanda yang ia sebutkan tadi untuk membantu sang korban perundungan.
Bu Fadhila juga menekankan, korban perundungan harus memiliki keberanian untuk melaporkan agar tindakan ini tidak terjadi terus menerus.
Pasalnya, perundungan seringkali terjadi karena budaya yang ada di institusi pendidikan. Seorang korban yang tidak melawan atau melaporkan bisa jadi melampiaskan apa yang ia terima kepada adik kelasnya.
Hal tersebut menjadi sebuah siklus. Pada akhirnya hal tersebut menjadi budaya negatif yang berkembang di institusi pendidikan.
“Jangan takut untuk melawan, kalau kita diem aja namanya mendzolimi diri sendiri,” jelas Bu Fadhila.
Di hari pertama ini, para santri juga mendapatkan materi hidup sehat yang disampaikan oleh Ustadz Aditya Nugraha.
Materi hidup sehat kemudian berlanjut di hari kedua. Di pagi hari, para santri kelas 7 ini telah berkumpul di lapangan futsal untuk melakukan senam.
Setelah itu, para santri melakukan deklarasi anti bullying di lingkungan pesantren.
Mereka memberikan cap jari tangan pada sebuah spanduk anti Bullying yang disiapkan sekolah. Lantas para santri berkeliling pesantren untuk mensosialisasikan kegiatan ini kepada warga pondok.
Sebelumnya, para santri juga diminta membuat poster bertema anti bullying sebagai bentuk komitmen mereka mencegah terjadinya perundungan di pesantren.
Dalam acara penutupan, Kepala Sekolah SMP Daqu Tangerang, Ustadz Ahmad Samsudin menjelaskan jika deklarasi anti Bulying juga merupakan bagian dari Daqu Method, tepatnya di poin pertama.
“Anti Bullying ini sebenarnya sudah ada di Daqu Method. Jadi, mudah-mudahan antum semua dapat mengaplikasikan. Karena ini kaitannya erat dengan Daqu Method pertama,” tegas beliau.