Stephen R. Covey penulis The 7 Habits of Highly Effective People, pernah menulis, “Sinergi adalah alternatif ketiga. bukan cara saya, cara anda, tetapi cara ketiga yang lebih baik dari pada apa yang bisa kita capai sendiri -sendiri.
Sinergi merupakan buah dari sikap menghormati , menghargai dan bahkan merayakan adanya perbedaan diantara orang-orang. Sinergi merupakan kunci keberhasilan dari tim atau hubungan efektif manapun.”
Sinergi dibutuhkan dalam segala lingkup kehidupan termasuk dunia pendidikan. Maka seperti tahun-tahun sebelumnya SD Daqu Kalibata menyelenggarakan pertemuan dengan para orangtua murid dalam pertemuan bertajuk informasi program sekolah dan kalender pendidikan. Hal ini bertujuan agar terjalin kemitraan orangtua dan sekolah dalam keberhasilan siswa.
Ketika sekolah dan orang tua bekerja sama, peserta didik memiliki kesempatan jauh lebih baik untuk tidak hanya sukses di sekolah tetapi juga sukses dalam kehidupan. diantara kunci dari kemitraan sekolah dan orangtua, seperti dikutip dari sahabat kementrian pendidikan dan kebudayaan yaitu dengan membangun 3R, yakni: yakni respect atau rasa hormat, responsibility atau tanggung jawab, dan relationship atau hubungan.
Perwujudan 3R tersebut bisa dalam bentuk pertama, respect atau rasa hormat sekolah menghormati dan mempercayai keberadaan orangtua. Sekolah mengakui bahwa keluarga berperan penting dalam memberikan wawasan dan informasi tentang apa yang dibutuhkan anak. Orang tua adalah mitra bagi sekolah dalam proses pengambilan keputusan sehingga sekolah perlu mengembangkan kebijakan pintu terbuka. maksudnya, sekolah menciptakan iklim yang menyambut orangtua dan mengungkapkan kepedulian terhadap kebutuhan mereka, yaitu kebutuhan orangtua dan anak.
Inti dari rasa hormat ini, baik sekolah maupun orangtua benar-benar menginginkan yang terbaik untuk anak. Karenanya sekolah dan orangtua bersedia berbagi tanggung jawab atas keberhasilan si anak.
Kedua responsibility atau tanggung jawab. Sekolah maupun orangtua tidak saling menyalahkan apabila ada masalah dengan si anak dan juga sekolah. Sebaliknya, keduanya harus bertanggung jawab atas keberhasilan sekolah mewujudkan “terciptanya sekolah yang ramah bagi orang tua dan rumah yang ramah bagi sekolah” sekolah yang ramah adalah sekolah yang menyambut semua anak dan menghargai perbedaan mereka. Sedangkan rumah yang ramah sekolah adalah rumah yang menegakan kembali pendidikan yang sudah diterima anak di sekolah. Sekolah dan orangtua masing – masing memiliki tanggung jawab untuk tetap terhubung satu sama lain. Jadi, komunikasi harus teratur, terus menerus dua arah, termasuk umpan balik dan bermakna.
Ketiga, relationship atau hubungan. Atas rasa hormat dan tanggung jawab sekolah dan orangtua membuka pintu apa yang disebut hubungan bermakna, atau hubungan yang membangun kepercayaan yang mendukung kemitraan berkualitas. Hubungan memelihara kemitraan yang sangat diperlukan untuk kemitraan bertahan hidup dan untuk membantu anak-anak berhasil di sekolah. Orangtua adalah guru pertama bagi anak-anak mereka. Mereka memiliki tanggung jawab untuk berinteraksi secara positif dengan anak-anak mereka, untuk membangun hubungan yang sehat, untuk melayani sebagai teladan dan peran mereka untuk memberikan bimbingan. Sebab orangtua juga merupakan mitra dalam proses pendidikan.
Sebagai sebuah tim, sekolah dan orangtua harus saling melengkapi yang diatur sedemikian rupa sehingga kekuatan dari para anggotanya bisa saling menutupi kelemahan-kelemahannya. Semoga dengan cara ini kita bisa mengoptimalkan kekuatan untuk meraih keberhasilan serta mencari solusi dari permasalahan yang ada untuk mencapai tujuan bersama.