Ahad, 24 Juni 2019, para santri pesantren tahfizh Daarul Qur’an mulai kembali ke pondok setelah satu bulan melepas rindu dengan menjumpai segenap keluarga besar yang berada di rumah. Kini waktunya, para santri pesantren tahfidz daarul qur’an kembali ke pesantren.
Senyum ramah para asatidz dan al-akh mudabbir menyambut kedatang para santri memasuki areal pesantren. Setelah drop of barang, kami langsung menuju aula Al-Maidah sebagai tempat registrasi. Ada peraturan baru untuk tahun ini di mana kendaraan pengantar tidak diperkenankan parkir di dalam pesantren. Semua kendaraan pengantar harus parkir di lahan yang akan dibangun Institut Daarul Qur’an (Idaqu). Puluhan pohon Baobab yang baru saja ditanam menjulang gagah di berbagai areal pesantren.
Sebelum bisa masuk ke asrama para santri harus melalui registrasi terlebih dahulu untuk melengkapi berbagai dokumen, pemeriksaan barang dan lain sebagainya. Setelah melakukan registrasi awal, berulah para santri di perbolehkan untuk memasuki asrama. Di dalam asrama kami bercengkerama dengan sahabat dan saling bercerita tentang liburan kemarin sambil merapikan barang bawaan. Setelah itu kami kembali bercengkerama dengan keluarga yang mengantar.
Tidak terasa hari sudah sore dan waktunya orang tua pulang. Inilah ketika kami harus berpisah dengan keluarga. Meski kami santri lama tetap saja ada rasa berat melihat kepergian orang tua kami. Perpisahan pun tidak dapat dielakkan. Ada tangis yang tak bisa tertahan baik dari orang tua dan santri itu sendiri.“Sedih itu pasti, tapi kan mau gimana lagi, kenikmatan juga butuh pengorbanan!” ujar Fadhli santri kelas 11.Yakinlah kawan, bahwa segala hambatan, rintangan, dan kesulitan akan berbuah menjadi berbagai kemudahan!
Senyum ramah para asatidz dan al-akh mudabbir menyambut kedatang para santri memasuki areal pesantren. Setelah drop of barang, kami langsung menuju aula Al-Maidah sebagai tempat registrasi. Ada peraturan baru untuk tahun ini di mana kendaraan pengantar tidak diperkenankan parkir di dalam pesantren. Semua kendaraan pengantar harus parkir di lahan yang akan dibangun Institut Daarul Qur’an (Idaqu). Puluhan pohon Baobab yang baru saja ditanam menjulang gagah di berbagai areal pesantren.
Sebelum bisa masuk ke asrama para santri harus melalui registrasi terlebih dahulu untuk melengkapi berbagai dokumen, pemeriksaan barang dan lain sebagainya. Setelah melakukan registrasi awal, berulah para santri di perbolehkan untuk memasuki asrama. Di dalam asrama kami bercengkerama dengan sahabat dan saling bercerita tentang liburan kemarin sambil merapikan barang bawaan. Setelah itu kami kembali bercengkerama dengan keluarga yang mengantar.
Tidak terasa hari sudah sore dan waktunya orang tua pulang. Inilah ketika kami harus berpisah dengan keluarga. Meski kami santri lama tetap saja ada rasa berat melihat kepergian orang tua kami. Perpisahan pun tidak dapat dielakkan. Ada tangis yang tak bisa tertahan baik dari orang tua dan santri itu sendiri.“Sedih itu pasti, tapi kan mau gimana lagi, kenikmatan juga butuh pengorbanan!” ujar Fadhli santri kelas 11.Yakinlah kawan, bahwa segala hambatan, rintangan, dan kesulitan akan berbuah menjadi berbagai kemudahan!
Yakinlah kawan, allah tak akan melepaskan kasih sayangnya pada hambanya yang berjuang di jalan allah!
Dan yakinlah kawan, sebuah perpisahan kita yang sementara, akan menjadi asbab pertemuan yang selamanya kita dengan orang yang kita sayangi di surga nanti!
Syahda Aqila Syakir, Kelas 11 IPA A.