Wanda Hamidah, selebritis yang sekaligus aktivis, mengajak santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an dan Daarul Mansur untuk terus membangun kepedulian kepada Palestina dan memberikan bantuan terbaik dalam bentuk apapun. Ajakan itu disampaikan saat mengisi diskusi bertajuk “Palestine Still Needs Your Help” yang digelar oleh Lembaga Amil Zakat PPPA Daarul Qur’an di Masjid Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Tangerang, Rabu (20/5).
Diskusi yang dipandu oleh Ustaz Riski Aminullah ini digelar setelah shalat dzuhur, dan dibuka dengan paparan sejarah bagaimana warga Palestina membuka diri akan kedatangan imigran Yahudi yang saat itu terusir dari Eropa. Berawal dari pengungsi perlahan imigran Yahudi ini mulai meneguhkan eksistensi dengan semangat zionisme untuk menganeksasi tanah Palestina.

“Perlahan tapi pasti tanah Palestina sedikit demi sedikit direnggut, dan kini Gaza ingin diambil alih dengan cara membunuh seluruh warganya tanpa terkecuali” ujar Wanda.
Apa yang terjadi di Gaza dan Palestina secara keseluruhan, menurut Wanda, bukanlah sebuah perang tapi ini adalah pembunuhan masal seperti yang pernah terjadi di Banda Neira ketika Belanda membantai warga lokal demi biji pala juga yang terjadi pada muslim Bosnia di tahun 90an.
“Kita tidak bisa mendiamkan sekaligus menormalisasi ini. Ini bukan perang. Karena yang dibunuh tidak pandang bulu. Jika perang maka perawat, tenaga medis, jurnalis, anak-anak, orang tua, bangunan sekolah dan rumah sakit tidak boleh menjadi sasaran. Tapi apa yang terjadi di Gaza semua dihabiskan tanpa terkecuali” tegasnya.

Kalau kekejaman ini dinormalisasi, maka ke depan penjajahan dan pembantaian bisa terjadi di mana saja. Kita seolah telah lupa bahwa Indonesia pernah dijajah ratusan tahun. Pejuang kita dulu punya dua pilihan, merdeka atau mati. Mereka memilih mati demi kebebasan.
Wanda menyesalkan sikap pemimpin negara Islam terutama dua negara tetangga Palestina, Yordania dan Mesir, yang menutup akses bantuan baik itu militer maupun kemanusiaan ke Gaza. Bagi Wanda, sikap kedua pemimpin negara ini, dan juga pemimpin Islam lainnya, sangat memalukan karena seakan tidak perduli dengan nasib saudaranya.
“Kak Wanda waktu ke Mesir kemarin dalam rangka Long March to Gaza kemarin itu mendapat intimidasi baik secara halus maupun terang-terangan. Kami diikuti bahkan mau ke toilet sekalipun. Kami coba gocek sana dan sini tapi tetap mata polisi dan intelijen Mesir tidak lepas dari kami” kisahnya.

Hari ini kita tidak habis pikir di jaman yang serba maju ada pembantaian manusia tapi semua pemimpin negara terdiam. Ini tidak bisa kita diamkan, maka apapun resikonya kita harus bersuara dan beraksi.
“Maka kalian para santri yang masih muda dan punya gairah harus menanamkan cinta dan peduli pda Palestina. Karena di sana ada Al-Quds yang kita cintai dan jadi 1 dari 3 masjid utama dalam Islam. juga agar masyarakat Palestina bisa hidup layak dan belajar hingga bisa merasakan kehidupan tanpa duka” Pesan Wanda.
Jelang acara usai para santri memberikan donasi terbaik mereka untuk masyarakat Palestina di Gaza yang nantinya akan disalurkan langsung oleh PPPA Daarul Qur’an melalui jejaring relawan di Gaza.