Kamu seorang penghafal Alquran ? Pernah engga sih merasa susah dalam menghafal, lantas bingung dan resah langkah apa yang harus dilakukan ? bahkan sampai menyalahkan keadaan atau menyalahkan karunia dari Tuhan ?
Tahukah kamu ? Alquran adalah tentang kesabaran, keikhlasan serta perjuangan. Pada titik inilah tiang kesabaran kita sedang teruji seberapa kokoh. Man shabara zafira, barang siapa bersabar maka dapatlah ia. Mungkin sebagian dari kita sudah tidak asing dengan kata mutiara tersebut. Sepenggal kata tersebut mengingatkan kita bahwa kesabaranlah yang akan menggiring kita kepada keberhasilan. Bukan hanya itu, Alqur’an juga mempersiapkan si empunya menjadi jiwa yang tangguh, maka tak heran untuk mencapai 30 juz pun harus dengan perjuangan yang besar yang diracik dengan bumbu keikhlasan seluas tata surya.
Allah SWT telah menciptakan kita dengan sejuta rahmatnya, semisterius takdirnya, dan sesempurna akal fikiran kita. Anda mungkin bertanya-tanya “Katanya kita dianugerahi akal fikiran yang sempurna, kok kita masih susah ngafal qur’an?”
Banyak penghafal Alquran yang penulis temui mengaku susah dalam menghafal karena merasa dirinya kurang pada daya ingat dalam otak. Berbicara mengenai ingatan dalam otak, tahukah kamu bahwa ingatan terbentuk sejak kita lahir dan akan terus terbentuk selama kita hidup. Hipokampus adalah bagian otak yang berperan untuk mempertahankan ingatan. Peneliti menyatakan bahwa setiap selnya digunakan untuk menyimpan satu ingatan atau memori. Saat ada rangsangan dari lingkungan, maka ia akan terbentuk dalam tiga tahap :
- Tahap belajar, yaitu proses dimana informasi diterima oleh indra tubuh
- Tahap retensi, yaitu proses informasi disimpan oleh otak
- Tahap retrieval, yaitu memanggil kembali ingatan yang telah tersimpan sebelumnya dan membentuk ingatan baru.
Dalam otak kita, memori akan mencatat informasi dari rangsangan yang diterima dari lingkungan dengan bantuan panca indera. Jika rangsangan tersebut diperhatikan kemudian tercatat oleh indera, maka akan diteruskan ke sistem saraf dan akan menjadi sebuah ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek hanya bisa mengingat selama 30 detik dan hanya dapat menerima sebanyak 7 buah informasi dalam satu memori. Setelah ingatan ini terbetuk, informasi yang diulang-ulang akan masuk kedalam sistem ingatan jangka panjang untuk disimpan lebih lama. Seperti halnya ketika kita menambah hafalan Alquran (ziyadah), kita akan mencoba membaca kemudian menghafal ayat baru, saat inilah tahap belajar dan tahap retensi bekerja pada otak.
Nah, permisalan dalam perkiraan waktu 10 menit kita dapat hafal 3 baris ayat Alquran, namun ketika kita menghafal hanya sekali pengulangan saja tanpa disadari ayat tersebut menghilang dari ingatan kita karena ayat tersebut masih tergolong informasi baru yang diserap oleh otak kita serta masih tergolong dalam ingatan jangka pendek. Oleh sebab itu, sebagai penghafal Alquran kita dianjurkan untuk muroja’ah (mengulang hafalan) karena hal tersebut akan dengan sendirinya membentuk hafalan kita menjadi ingatan jangka panjang, Pada saat itulah tahap retrieval berlangsung dalam otak, yakni untuk menghadirkan kembali hafalan yang lalu dan mengikutsertakan hafalan baru. Jadi, itulah sebabnya mengapa murojaah sangat dianjurkan untuk kekuatan hafalan kita. buat kita yang masih ngerasa susah buat menghafal, jangan khawatir dan tetap semangat dalam berjihad dengan firmanNYA karena allah sudah menggariskan kepada kita bahwa, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”(al insyiroh : 5).
Jangan putus asa dan terus lah mengais pahala melalui Alquran karena kesusahanlah yang akan menaikkan derajatmu dan dengan Alquran lah kita bisa tau diri kita yang sebenarnya.
Nah temen-temen, udah tau kan sekarang apa manfaat nya murojaah? jadi masih mau bermalas-malas buat muroja’ah? ngaku sayang sama hafalan tapi ga ada tindakan ?
Pada hakikatnya Allah menginginkan kita agar selalu dalam dekapannya. semoga kita senantiasa dalam lindunganNYA agar selalu dekat serta dapat menjaga kalamNYA, dandimudahkan dalam menghafal juga memutqinkan hafalan untuk mencapai ridhoNYA.
Terimakasih semoga bermanfaat.
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’d:11].
Ditulis oleh: Widad Athiyah, Alumni Daarul Qur’an Putri Cikarang, pengabdian di Daarul Qur’an I’daad Putri Cikereteg.