10 November dalam catatan sejarah bangsa kita diperingati sebagai hari Pahlawan. Tindakan pembelaan atas nama bangsa (jamaah) dilakukan untuk kepertingan bersama. Tekad untuk bangsa, berani untuk bangsa, mempertaruhkan nyawa untuk bangsa dan bersatu untuk bangsa. Mereka adalah Pahlawan. Pahlawan yang melahirkan banyak pemimpin. Yang merubah keadaan dari penjajahan menuju kemerdekaan.
[arabic-font] (وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ)
[سورة القصص :5[/arabic-font]
Dan Kami hendak berihsan dengan memberikan pertolongan kepada kaum yang tertindas di negeri itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin, serta hendak menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (apa yang dimiliki oleh Firaun dan kaumnya) Al-Qoshos : 5
Pahlawan dalam makna sosial menurut saya adalah “pahalawan” atau orang-orang yang telah berbuat baik untuk kepentingan banyak orang dalam berbagai bentuknya. Karena dalam perspektif keagamaan siapa berbuat baik, Allah akan memberikan reward berupa pahala, dan tidak cukup itu kebahagiaan dunia pun mengiringi kehidupan sang pahalawan.
[arabic-font] (مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ)
[سورة النحل 97] [/arabic-font]
Artinya : Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(QS. An-Nahl : 97)
Pahlawan kemerdekaan baik mereka yang menjadi panglima ataupun tamtama. Yang ahli strategi ataupun yang hanya bagian bersih-bersih senapan, maka tetap disebut pahlawan. Karena mereka bekerja dalam satu tujuan kemerdekaan dari penjajah yang dhalim.
Sedikit banyak kebaikan maka ia tetap bernama kebaikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Jabir bin Sulaim,
[arabic-font]وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ[/arabic-font]
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722.)
Hari ini bisa dijadikan sebagai hari untuk mengayak diri. Menyaring dalam ingatan kebaikan seperti apa yang sudah kita lakukan. Akankah hasilnya sedikit atau bahkan tak kelihatan dalam ayakan itu bahwa kita sudah melakukan kebaikan untuk banyak orang. Dan perlu diyakini Allah Yang Maha Kaya tak pernah sedikitpun menghilangkan pahala siapa saja yang berbuat kebaikan.
Kebaikan memang tak perlu dikatakan atau diceritakan, cukup dilakukan kepada sesama dan Allah lah nanti yang melalui para Malaikat-Nya mencatat dan mengurusnya. Nantinya kita dikumpulkan dengan catatan ketaqwaan. Jika kebaikan terhadap sesama kita lakukan, ketaqwaan kita jaga dengan baik. Dimana kita ada setelah kehidupan ini, tentu sesuai dengan apa yang kita lakukan semasa hidup.
[arabic-font](ٌ إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ)
[سورة التوبة 120][/arabic-font]
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (QS. At-Taubah : 120)
Alhamdulillah Allah ijinkan kita memasuki hari ini, hari bagi bangsa Indonesia disebut Hari Pahlawan. Semoga kita menjadi pewaris kebaikan, satu kebaikan dilakukan banyak kebaikan Allah janjikan untuk kita. (Ed: his)