Ada pemandangan berbeda dalam 1,5 bulan belakangan di Pondok pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, baik di Ketapang dan Cikarang. Kita akan dengan mudah menemui sekelompok pria dan wanita yang tengah melakukan kegiatan bersih-bersih. Di kesempatan lain mereka asyik tengah bercengkerama dengan mushaf Al-Qur’an.
Mereka adalah para peserta program santri khidmat. Program yang ditawarkan oleh KH Yusuf Mansur bagi mereka yang ingin mengabdi di pondok pesantren Daarul Qur’an lewat jalan membantu menjaga kebersihan lingkungan pesantren.
“Siapa yang mau berkhidmat di DQ? Program santri khidmat. bersihin toilet, masjid, kantin, kelas-kelas, lapangan, dll. Saya jebolan santri khidmat begini. bahkan dulu mah saya biaya sendiri untuk makannya. nah kalo di DQ ini, dikasih dah. 3x sehari. program 1th, dengan tetep ada libur, heheheh. apa keistimewannya? ini program, jadi santri khidmat sambil ngafal Qur’an 30juz. sampai dapat sanad yang bersambung ke Rasulullah dan Jibril. plus ngaji2 bab enterpreneur dll. dari para motivator dan pengusaha2 nasional. ok gak tuh? kami butuh 60 putra, 60 putri. untuk di DQ Ketapang (putra) dan Cikarang (putri)”
Begitu bunyi status Instagram yang diunggah oleh KH Yusuf Mansur di akun @yusufmansurnew. Tidak lama status tersebut mendapat ribuan like dan serbuan komentar yang berminat dengan program tersebut.
Program ini dibuka untuk membantu menjaga kebersihan di pesantren Daarul Qur’an. Memang sudah ada tenaga kebersihan dan juga santri yang selalu diingatkan untuk menjaga kebersihan lingkungan pesantren. Namun, itu belum cukup mengingat luasnya area yang ada.
Tidak lama ratusan peserta pun terdaftar untuk mengikuti program ini. Namun setelah melalui tahapan seleksi terpilih sebanyak 36 peserta dengan rincian 22 pria dan 14 putri.
Nia Kurniasih (38) salah satu peserta yang lolos pun mengaku senang terpilih program santri khidmat ini. Ia mengaku mengetahui ada program ini setelah melihat instagram KH Yusuf Mansur. Lalu setelah meminta ijin dengan orangtua ia mendaftar.
“Alhamdulillah lolos dan kini saya bisa membantu para santri dan juga diri saya agar bisa lebih baik dalam bacaan dan hafalan Al-Qur’an serta keilmuan agama lainnya”
Nia yang berasal dari Jakarta mengakui meski nanti tugasnya adalah bersih-bersih ia tidak risih dengan tugas tersebut karena baginya menjaga kebersihan adalah tugas agama dan kewajiban setiap muslim dimanapun berada.
Selain bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan pesantren para peserta santri khidmat ini juga mendapatkan bekal untuk pribadi mereka sendiri. Setiap harinya setelah shalat isya mereka masuk kelas tahfiz yang dipandu para assatidz dan assatidzah Daarul Qur’an. Lalu mereka juga akan mendapatkan pengajian setiap pekannya yang juga diselingi dengan materi-materi lainnya seperti enterprenur.
“Jadi selain mendapatkan fasilitas makan dan penginapan mereka juga layaknya santri yaitu ada kelas tahfizh dan setoran” ujar usatdzah Erna selaku penanggung jawab kegiatan santri Khidmat.
Meski tidak diberikan target untuk hafalan namun para peserta telah mematok untuk mentarget diri sendiri. Maka itu di sela-sela waktu istirahat mereka memanfaatkan waktu untuk menghafal Al-Qur’an.
“Malu kita sudah besar tetapi hafalan Al-Qur’an masih surat-surat pendek. Sayang kan sekarang tinggal di lingkungan yang baik dengan para santri penghafal Al-Qur’an disekeliling kami tapi tidak dimanfaatkan dengan baik” ujar Nia.
Program yang sangat keren ya ustadz..Barokalloh