Hari Jumat adalah hari penuh keberkahan bagi umat Islam sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadits Rasulullah saw. Dan Jumat ini (29/9) keberkahan itu semakin terasa bagi Fauzan Firmansyah, santri kelas 11 Pondok Pesantren Daarul Qur’an, karena secara resmi ia mendapatkan sanad kaligrafi untuk khat Riq’ah.
Pemberian sanad atau ijazah tersebut dilakukan di masjid An-Nabawi Ponpes Tahfizh Daarul Qur’an, setelah shalat Jumat. Selain dihadiri oleh ustad Ahmad Jameel selaku pimpinan Daarul Qur’an pemberian sanad ini juga dihadiri langsung oleh Syeikh Belaid Hamidi, Kaligrafer sekaligus penulis 7 Mushaf Al-Quran, dari Maroko.
Membuka sambutannya ustad Ahmad Jameel mengaku gembira dan ini merupakan hari bersejarah bagi Daarul Qur’an. Ia mengatakan seperti layaknya hafalan Al-Quran ilmu kaligrafi juga sangat sulit dan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Bedanya jika hafalan Al-Quran langsung bersanad kepada Rasulullah saw, sanad dalam kaligrafi berujung pada sahabat Ali bin Abi Thalib
“Seperti halnya hafalan Al-Quran kaligrafi juga memiliki sanad yang berujung pada sahabat Rasulullah saw Ali bin Abi Thalib. Insya Allah Daqu nantinya tidak hanya akan menghasilkan para hufazh tapi juga para kaligrafer internasional yang berkualitas” ujarnya.
Sementara itu Syaikh Belaid mengatakan pemberian sanad ini merupakan yang pertama di Daarul Qur’an dan sangat tidak mudah untuk meraihnya. Dibutuhkan proses belajar yang lama dan detil pelajaran yang sulit. Ia juga mengatakan kaligrafi bukanlah sekedar karya seni.
“Jika di dunia barat ada fine art maka kita di negara-negara muslim menilai kaligrafi sebagai seni yang suci karena berhubungan dengan kalamullah” ujarnya.
Ilmu Kaligrafi sendiri sudah dipelajari di Ponpes Tahfizh Daqu sejak 4 tahun terakhir. Diasuh oleh ustad Alim Gema yang merupakan murid langsung dari syaikh Belaid. Selain kelas reguler ada juga kelas ektrakurikuler yang mempelejari ilmu kaligrafi lebih fokus dan dalam.
“Kami mempelajari ini agar para santri tidak hanya memiliki kualitas bacaan tetapi juga kualitas tulisan Al-Quran yang baik. Sedangkan untuk mereka yang ingin lebih serius dalam bidang kaligrafi bisa mengikuti kelas tambahan yang akan belajar lebih dalam dan fokus” ujarnya.
Fauzan merasa senang sekaligus merasa semakin tertantang dengan gelar sanad ini. Ia merasa ini bukan akhir dari apa yang dipelajarinya tetapi merupakan awal dari perjalanan yang panjang.
“Insya Allah masih panjang perjalanan dan Insya Allah saya akan terus kembangkan bakat dan ilmu saya” ujarnya