Ada Quran di Balik Medali Emas Owi

0
29

Republik Indonesia yang berulangtahun ke-71 pada 17 Agustus lalu, mendapat kado istimewa berupa medali emas bertaraf internasional. Medali emas itu dipersembahkan pebulutangkis Tantowi Ahmad dan pasangan campurannya, Liliyana Natsir, dari arena Olimpiade Rio de Janeiro 2016 di Brazil.
Pada partai final bulutangkis 18 Agustus lalu, pasangan unggulan ketiga ini mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon-Goh Liu Ying, dengan dua set langsung 21-14, 21-12.
Meski cuma satu-satunya, perolehan medali emas ini mendongkrak posisi Indonesia ke peringkat 46 dari 206 negara peserta Olimpiade 2016. Selain satu emas, Indonesia juga mendapat 2 perak dari cabang angkat besi.
Pada Olimpiade 2012 di London, Inggris, Indonesia hanya sampai pada rangking ke-63.
Dari gegap-gempita eforia perolehan emas Olimpiade, ada satu rahasia penting yang tak terekspos. Yakni, peran Al Quran di balik performa ciamik Tantowi Yahya alias Owi.
Owi mengaku tegang selama mengikuti pertandingan, terutama pada partai-partai akhir. Menurutnya, ketegangan jelang semifinal dan final Olimpiade sangat besar hingga tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
“Saya sampai tidak bisa tidur hinga jam 2 pagi,” ujar Tantowi dalam konferensi pers kemenangan di Pusat Latihan Bulu Tangkis Pengurus Pusat Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016.
Namun, ia punya kiat untuk mengatasinya.
“Setiap merasa tegang, saya langsung membaca Al-Quran,” ungkapnya. “Selama Olimpiade, saya jadi merasa sangat dekat dengan Tuhan,” Owi menambahkan.
Selain baca Quran, Owi juga shalat untuk mendapat ketenangan. Baru kemudian bergurau chatting dengan Ci Butet –panggilan akrab Liliyana yang beragama Katholik.
Pimpinan Pesantren Tahfiz Daarul Quran, KH Ahmad Jameel, atas nama seluruh civitas academica Daarul Quran menyampaikan tahniah kepada Owi-Ci Butet dan Indonesia atas raihan medali emas tersebut.
Ia juga membenarkan, membaca Al Quran memang berkhasiat menenangkan hati dan pikiran. ‘’Hal ini sudah disitir Allah SWT dalam Surah Al A’raf ayat 204 yang artinya: Dan bila dibacakan Al Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapat rahmat,” tutur Kyai Jameel.
Secara ilmiah, khasiat baca Quran terhadap ketenangan pembacanya juga sudah teruji. Misalnya riset Dr Al Qadhi di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat, yang membuktikan bahwa dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Quran, seorang Muslim merasakan perubahan fisiologis yang signifikan berupa penurunan depresi, kesedihan, dan peningkatan ketenangan jiwa.
Efektivitas terapi Quran yang diteliti Dr Al Qahi mencapai 97%.
Penelitian ini diperkuat oleh penelitian lain yang dilakukan dokter berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.
Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.
Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al Qur’an dengan tartil dan membacakan Bahasa Arab yang bukan dari Al Qur’an.
Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al Qur’an. Namun ketenangan hanya didapat 35% ketika mendengarkan Bahasa Arab yang bukan dari Al Qur’an.