Al Imanu Fluktuatif

0
26

Pembaca Cerdas….

Ada kalanya iman kita ini lagi kenceng-kencengnya, apalagi ditambah waktu panjang dan kesempatan lebar, jadinya lega deh. Maklum, habis ikut mabit. Kalau HP mah istilahnya ‘‘batre masih full’’ karena baru di-charge. Maka subhanallah… rajinnya bukan main dah; shalat fardhu tepat waktu, bahkan suara adzan begitu dirindukan dan dinanti, rawatib-nya qobliyah maupun ba’diyah nggak ketinggalan, demikian juga tahajjud saban malem lengkap dengan tartil malam harinya, dzikir sebagai salahsatu sarana berduaan dengan Sang Pencipta bisa berjam-jam, dhuha pol-polan, sedekah muantab dan meyakinkan… Pokoknya, seng ada lawan dah.

Tapi sebaliknya, suatu saat iman sedang kendor, misalnya lantaran masalah yang menghimpit kehidupan, atau bahkan lagi diuji dengan limpahan kenikmatan, datang dah malasnya. Atau mungkin iman lagi kenceng namun kesempatan dan waktu sepertinya terbatas, masya Allah… berat banget kaki ini diajak melangkah ke masjid. Jangankan mengerjakan yang sunnah, yang wajib saja masih syukur enggak ditinggalin. Sudah berkumandang iqomat baru ambil wudhu. Bahkan orang sudah pulang dari shalat berjama’ah dia baru nongol. Lalu mata ini, sulit banget diajak melek buat qiyamullail walau hanya dua raka’at saja. Dan lidah ini, kelu rasanya untuk berdzikir dan membaca Al-Qur’an. Sedekah, mikir-mikir dulu, ‘wah masih banyak keperluan, ntar gimana? Adaaa saja alasannya, pokoknya mah beraaa….t terasa untuk ibadah ini dan itu.

Pembaca Cerdas, fluktuasi iman seperti itu mah sudah biasa. Bagaimana bisa?

 

Abu ad-Darda` Uwaimir al-Anshaari rahimahullah berkata,

الإِيْمَانُ يَزِيْدُ وَ يَنْقُصُ

“Iman itu bertambah dan berkurang” (Diriwayatkan Abdullah bin Ahmad dalam kitab As-Sunnah 1/314).

Makanya Rasulullah  mengingatkan, ibadah yang baik adalah yang dilakukan dengan istiqomah walau sedikit, sebagaimana Ummu Salmah meriwayatkan (dalam Kitab Syu’abul iman bab al qhoshdu fil’ibadah; juz 3 hal 400):

كَانَ أَحَبُّ العَمَلِ إِلىَ رَسُوْلِ اللهِ    الدَائِمُ وَ إِنْ قَلَّ

“Amal ibadah yang paling disukai Rasulullah  adalah yang kontinyu dilakukan walaupun sedikit”

Jadi, kalaupun iman sedang “down”, usahakan tetap di jalur sunah. Sesuai pesan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّة وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَتْ شِرَّتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدْ أَفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ

“Sesungguhnya setiap amal ada masa-masa rajin, dan setiap masa rajin itu ada masa-masa malasnya, maka siapa saja yang masa-masa malasnya tetap di atas sunahku maka dia akan beruntung, dan barangsiapa yang masa malasnya tidak seperti itu maka dia akan binasa” (HR. Ahmad No. 6764, Al Bazzar No. 2354, Ibnu Hibban No. 11, Ibnu Khuzaimah No. 2105, dengan lafaz: “ barang siapa yang masa malasnya di atas sunahku maka dia tetap di atas petunjuk.”  Semua dari jalan Abdullah bin Amr. Syaikh Al Albani mengatakan: shahih. Lihat Shahihul Jami’ No. 2152. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih. Lihat Tahqiq Musnad Ahmad No. 6764 )

Untuk itu wahai Ahmad Jameel, istriku, anakku dan semua pembaca yang cerdas… sebisa mungkin kita menjaga amalan-amalan yang kelihatannya sih sepele tapi luar biasa pahalanya di sisi Allah, “khofiifun fillisaan tsaqiilun fil miizan” (enteng diucapin dengan lisan tapi berat timbangannya), amalan yang sedikit, ringan tapi rutin kita lakukan. Ibaratnya mah dia sudah jadi pakaian kita.

Makanya kita kudu banyak berdo’a kepada Allah supaya iman terus bersemayam dan berbunga di dalam sanubari kita dan anak keturunana kita

اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَ زَيِّنْهُ فيِ قُلُوْبِنَا وَ كَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَ الْفُسُوْقََ وَ الْعِصْيَانَ وَ اجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ

“Ya Allah, kami memohon kepada-Mu… anugerahkan kami rasa cinta kepada keimanan dan hiasilah keimanan itu dalam hati sanubarti kami, dan anugerahkan kami kebencian kepada kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk golongan hamba-hamba-Mu yang dianugerahi petunjuk ”

 

Pembaca Cerdas…

Kita juga mesti banyak belajar, banyak membaca, banyak bertanya, banyak-banyak nongkrong di majelis ilmu, banyak silaturrahim kepada para ‘ulama, para guru dan orang-orang shaleh biar perbendaharaan keilmuan tentang ibadah kita semakin bertambah, biar ketularan shalehnya, ketularan pinternya, ketularan rajinnya.

اَللَّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ وَ أَحْيِنَا مُسْلِمِيْنَ وَ أَلحِْقْنَا بِالصَّالحِيِْنَ غَيْرَ خَزَايَا وَ لاَ مَفْتُوِنيْنَ

“Ya Allah, kami punya pinta… wafatkan kami dalam keadaan muslim, hidupkan kami dalam keadaan muslim dan kumpulkan kami bersama orang-orang shaleh tanpa kesedihan dan ujian berat”

“Ya Allah, kami punya pinta… masukkkan kami ke dalam golongan orang-orang yang shaleh dan istiqomah beribadah, benar dan memperjuangkan kebenaran, orang-orang yang baik dan cinta kebaikan’’

Di tulisan berikutnya saya akan berikan sampel amalan yang cerdas atau amalan quantum, yakni yang sedikit tapi bermakna, ringan tapi dahsyat, tidak mahal tapi wah pahalanya, enteng tapi berat di timbangan.

Mau?

Dari Pojok Kampung Qur’an Ketapang Tangerang