Covid-19 atau yang kita kenal dengan virus corona, kini tengah menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia, efek samping yang ditimbulkan virus ini tidak main-main. Hal ini menyebabkan pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas dengan cara memberlakukan lock down di sejumlah wilayah Indonesia. Peristiwa ini juga berdampak pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) santri di Pesantren Daarul Qur’an, segenap pimpinan mengambil keputusan untuk meliburkan seluruh santri dan SDI di seluruh unit pendidikan Daarul Qur’an yang kemudian melakukan KBM secara online dari rumah masing-masing.
Terlepas dari itu semua, banyak pandangan tentang efektivitas dari sistem online learning tersebut, berikut sejumlah pendapat yang telah dirangkum dari para santri kelas XII dan beberapa Ustadzah di Pesantren Daqu Putri Cikarang;
“Menurut ana, sisi positif dari belajar online tuh lebih fleksibel dalam menggunakan waktu. Dan juga lebih banyak referensi yang bisa dicari dari internet dan lebih bervariasi, karena ada media pembelajaran berupa teks dan video. Bahkan ada juga software pembelajaran online yang bisa kita unduh sebagai tambahan materi. Tapi kan karena Allah selalu adil dalam segala hal, maka setiap yang punya sisi positif pasti punya sisi negatif juga, begitu pula sama sistem belajar online ini. Nah, sisi negatifnya belajar online ini enggak bisa nanya langsung gitu ke Ustadzahnya. Kalau biasanya kan mau nanya apa aja dan sama siapa aja bisa dilakukan kapan aja. Dan satu lagi, karena belajar online ini lewat hp, jadi sering ngeganggu fokus kita. Lagi asyik-asyik belajar, eeeehhh… ada notif dari sosmed. Hehehe..”, ujar Elsa Dhea Lestari, santri kelas XII MIA 1 yang mengemukakan pendapatnya melalui sebuah pesan di media sosial pribadinya.
Tidak jauh berbeda dengan Amel Grasine Farona salah satu santri kelas XII IIS, “Kalau menurut saya kegiatan belajar secara online ini kurang efektif, karena saya sedikit kesulitan untuk disiplin belajar. Terlebih lagi besar banget godaan untuk nonton film, rebahan, dan lihat-lihat story instagram teman-teman, ditambah lagi chat atau telepon dari teman-teman untuk berbincang di waktu belajar.”
Pendapat berikutnya berasal dari Aprilia Wulandari, santri yang juga tengah duduk di kelas XII IIS ini mengemukakan, “Hal pertama yang saya rasakan dari proses belajar online ini sih sedih, karena ketika kita belajar tidak langsung bertatap muka dengan guru seperti pada hari-hari sebelum pandemi Covid-19 ini ada, tapi yang namanya ilmu kan everywhere bisa kita dapetin, enggak harus berada di dalam ruang kelas. Hal kedua, enaknya karena media belajar lebih lengkap. Kita enggak cuma mengandalkan buku pelajaran sebagai sumber ilmu pengetahuan, kita juga bisa searching lewat internet. Dan yang terpenting adalah bersyukur banget bisa quality time sama keluarga.”
Berikutnya, Ustadzah Bella Pratiwi, selaku guru Bimbingan Konseling (BK) Pesantren Daqu Putri Cikarang menuturkan dampak dari online learning, “Menurut saya pribadi, belajar online dirasa efektif untuk santri Daarul Qur’an, karena kami guru-guru memberikan pembelajaran yang sama seperti biasanya, hanya saja sistemnya yang berbeda, semuanya serba online. Tapi dari pengarahan tetap sama, kami ingin para santri menguasai materi yang diberikan. Nah, bagaimana dengan outputnya ? hasil yang didapat tergantung dari pola belajar santri itu sendiri di rumahnya masing-masing.”
“Online Learning ini kalau buat saya sebagai guru sekaligus mahasiswa, dampaknya besar sekali. Dari sisi positif, kita bisa belajar kapan saja alias tidak terpaku pada satu waktu saja dan belajar online ini juga mengajarkan kita untuk lebih mandiri, inisiatif cari penjelasan dari pembahasan yang terkait, juga mengatur fokus belajar lebih serius lagi karena banyak bnaget godaan selama di rumah. Sedangkan sisi negatifnya, kita tidak bisa bertanya kepada guru secara langsung seperti di kelas. Sebab, akan selalu ada siswa yang tidak langsung bisa memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru.” Ujar Ustadzah Iis Nuraeni, selaku guru Bahasa Inggris sekaligus mahasiswa tingkat S2 Pendidikan Bahasa Inggris di sebuah universitas di Jakarta.
Tidak sedikit pula santri yang mengutarakan dalam postingan media sosialnya, bahwa mereka sudah teramat rindu dengan pesantren dan guru-gurunya. Semoga pandemi ini segera berakhir dan para santri dapat kembali ke pesantren untuk menjalankan pendidikan. Aamiin Allahumma Aamiin…
Oleh : Shella Apriliani, Santri kelas XII Pesantren Daqu Putri Cikarang.