Daqufest Pesantren Daqu Tangerang 2022: Back to The Past to Change The Future

0
307

Mari kita kembali ke era 1920an. Kesan tersebut kental terasa pada acara pentas seni santri Daarul Qur’an Festival Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tagerang 2022 yang dipimpin oleh angkatan 12 “Fersahover”. Membawa tema “Nostalgicaloop” dengan slogan “There’s no future without the past”, mengingatkan bahwa santri adalah tinta emas dalam buku sejarah kehidupan.

Acara digelar Sabtu, 29 Januari 2022, di area lapangan Pesantren Daqu Tangerang. Gelaran makin meriah dengan suguuhan Bazar yang menjual berbagai macam makanan dan minuman.

Para pimpinan Daarul Qur’an tak mau kelewatan keseruan ini. Mulai dari Ayahanda KH Yusuf Mansur, KH Ahmad Jamil selaku Pimpinan Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Kosasih selaku Dewan Syari’ah, KH Anwar Sani selaku Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf, juga KH Tarmizi Ashidiq selaku Pimpinan Direktorat Ekonomi. Para pimpinan berdampingan dengan para sponsor.

Ayahanda KH Yusuf Mansur menyempatkan waktu menemui para wali santri yang juga turut hadir dalam acara tersebut. Sontak kemeriahan makin bertambah.

“Salah satu keunggulan Daarul Qur’an adalah jaringan yang terbentuk. Kami sangat membanggakan jaringan yang membantu para santri,” buka Kyai Yusuf dalam sambutan seebelum acara dimulai.

Terang saja, acara ini memang ajang unjuk bakat para santri di pesantren. Sehingga mereka kelak bisa mengeksplorasi bakat tersebut, hingga mengembangkan lalu berprestasi di manapun mereka berada.

Sebuah terowongan waktu membawa kita ke era kejayaan Charli Chaplin tersebut. Di dalamnya ragam spot foto terhampar. Terowongan itu memanjang dari depan Gedung Aula Al-Maidah menuju panggung acara.

Di atas panggung, acara dipandu oleh Maulana Syadiq, Raden Bimo, dan Wildan dengan penuh gaya serta semangat. Kemudian dilanjut pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Rizky Hasan, An Nu’man, Khatar Syauqi, dan Khatir Syauqi, dengan suara merdu lagi syahdu.

Ketua Panitia Daqufest tahun ini yaitu Alif Firmansyah dan Zhafran. Dalam sambutannnya mereka meyakini bawah “Santri memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidang seni,” ujar Alif.

Band The Beatles Reborn ala santri kelas 12 membuka jalannya pagelaran pentas seni tersebut. Setelah itu, acara ini diisi dengan penampilan-penampilan yang sangat spektakuler.

Dibuka dengan drama Warkop DKI yang menceritakan kembali ulah 3 sahabat yang legendaris pada masa itu. Lalu penonton dibuat terbahak oleh Berita Gak Nyambung yang membacakan berita dengan tiga sudut pandang berbeda sehingga jutsru tidak ada sinkronisasi di sana.

Banyak lagi pentas yang ditampilkan. Ada Moonwalker ala Michael Jackson yang membuat para penonton terpukau. Lalu ada darama Si Pitung yang bercerita tentang Pahlawan Betawi mempertahankan tanah kelahirannya dari jajahan Belanda. Hingga suguhan The Chaplin Show yang menceritakan kembali ulahnya dengan gaya silent cinema khas tahun 1920an, yang membuat namanya mencuat.

Daqufest tahun ini membawa pesan bahwa ada banyak hal di masa lalu yang nayatanya masih relevan hingga saat ini.  Pengalaman tersebut sekaligus menjadi panduan bagi generasi penerus yang akan datang.

Penulis: Luthfi Hakim, Santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang Kelas 11